JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk (
META) berniat mengembangkan bisnis infrastruktur pelabuhan di tahun ini. Perusahaan ini tengah menjajaki kemungkinan mengakuisisi pelabuhan. Sudah ada beberapa pelabuhan yang masuk dalam daftar incaran META. Manajemen META menyebutkan lokasi pelabuhan yang menjadi incaran tersebut berada di Sumatera dan Sulawesi. Saat ini pelabuhan tersebut sudah beroperasi. Namun pihak META masih memilih merahasiakan identitas pelabuhan yang diincar. Bila rencana akuisisi pelabuhan ini berjalan lancar, pelabuhan-pelabuhan tersebut akan langsung memberi kontribusi pada pendapatan perseroan ini. "Kontribusinya bisa sebesar 20% untuk pendapatan konsolidasi dalam setahun," kata Danni Hasan, Direktur Pengelola META, Jumat (24/6).
META akan menjadi pemegang saham mayoritas di pelabuhan yang diakuisisi tersebut. Namun pelabuhan-pelabuhan yang diakuisisi tersebut belum akan memberikan kontribusi penuh pada kinerja keuangan perseroan tahun ini. Pasalnya, META menargetkan akuisisi baru selesai pada September nanti. Manajemen META juga masih bungkam soal nilai investasi untuk akuisisi tersebut. Danni beralasan, saat ini proses akuisisi masih belum selesai. Namun yang jelas di tahun ini META menyiapkan dana berkisar US$ 200 juta-US$ 250 juta untuk mengembangkan divisi transportasi dan divisi pelabuhan. Emiten infrastruktur ini juga tidak khawatir soal pendanaan. Maklum, debt to equity ratio (DER) META masih di bawah 1 kali. "Kami juga masih memiliki kemungkinan untuk mencari pendanaan," kata Danni. Gifar Indra Sakti, Analis Sucorinvest Central Gani, menilai rencana ekspansi META ke pelabuhan memiliki risiko. Pengalaman META selama ini hanyalah pengembang jalan tol, bukan bisnis pelabuhan. Dus, kalau perseroan ini salah strategi, ekspansi ke bisnis pelabuhan bisa memberi sentimen negatif pada bisnis perseroan. Menurut Gifar, dampak dari ekspansi bisnis META terhadap kinerja akan menentukan respon pasar terhadap langkah perseroan tersebut. Kurangi beban utang Meski DER masih rendah, perseroan ini berencana menurunkan beban bunga utang mereka. META melakukan negosiasi ulang dengan Bank Mega untuk menurunkan beban bunga utangnya. Danni tidak menyebutkan berapa besar utang META ke Bank Mega. Namun mengutip dari laporan keuangan META, per akhir 2010 lalu utang perseroan ini kepada Bank Mega mencapai Rp 816,27 miliar. META juga memiliki utang ke Bank Syariah Mega Indonesia sebesar Rp 35,31 miliar. Saat ini bunga dari utang META mencapai 13%. "Kami ingin berkisar 9%-10%, mereka pasti mau," kata Danni. Proses negosiasi dengan Bank Mega masih terus berjalan. Negosiasi ini diharapkan rampung pada semester dua nanti.
Dengan penurunan beban bunga tersebut, META berharap laba usaha bisa meningkat signifikan. Danni menggambarkan, dengan adanya penurunan bunga utang 1%, perseroan ini bisa menghemat sekitar Rp 8 miliar setiap tahunnya. "Dengan berkurang 3% saja kami sudah menghemat Rp 24 miliar," kata dia. Selain menurunkan tingkat bunga, META juga berencana melunasi utang senilai Rp 100 miliar tahun ini. Ini juga pinjaman dari Bank Mega.META menargetkan pendapatan di 2011 bisa meningkat 15% dari tahun 2010. Pendapatan di 2010 sebesar Rp 187,62 miliar. Meski begitu Danni bilang tahun ini perseroan belum bisa membukukan laba bersih. Tahun lalu perseroan membukukan rugi bersih senilai Rp 34,48 miliar. Saat ini META juga tengah menunggu hasil prakualifikasi proyek Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Umbulan Jawa Timur yang akan diumumkan 30 Juni nanti. Di proyek ini, META membentuk konsorsium bersama tiga perusahaan lain. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Edy Can