KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metropolitan Land Tbk (
MTLA) atau Metland telah menyerap Rp392 miliar dari anggaran belanja modal (capex) sebesar Rp750 miliar yang direncanakan untuk tahun 2024. Direktur Metland Olivia Surodjo menyampaikan bahwa capex ini terutama dialokasikan untuk akuisisi lahan, melihat peluang ekspansi di sejumlah wilayah strategis yang mendukung proyek-proyek baru perusahaan.
Baca Juga: Laba Metropolitan Land (MTLA) Tumbuh 4,4% pada Kuartal III-2024, Cek Pedorongnya Menurut Olivia, alokasi terbesar capex tahun ini digunakan untuk membeli lahan sebagai persiapan pengembangan beberapa proyek, terutama setelah beberapa proyek yang ada mulai memasuki tahap akhir. "Kami cukup agresif dalam mencari lahan baru sebagai pengganti, terutama untuk mengimbangi proyek-proyek yang hampir selesai," ujarnya dalam paparan publik, Rabu (13/11). Selain akuisisi lahan, sebagian besar capex juga dialokasikan untuk infrastruktur, khususnya bagi proyek-proyek baru seperti Metland Cikarang dan Metland Ketah Jati. "Memulai proyek baru membutuhkan alokasi dana yang signifikan untuk infrastruktur," kata Olivia.
Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) Pasarkan 2 Cluster Baru di Metland Cikarang Beberapa proyek yang sedang berjalan seperti Metland Cibitung juga mengembangkan kluster-kluster baru, yang turut menjadi prioritas dalam belanja modal. Menanggapi prospek properti pada tahun depan, Olivia menyatakan optimisme terhadap pertumbuhan sektor ini, yang diharapkan dapat mencapai double digit, seiring dengan insentif pemerintah. Pihaknya menantikan kelanjutan insentif seperti PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) dan penghapusan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), yang dinilai akan mendukung penjualan properti residensial.
Baca Juga: Metland Sambut Baik Pembentukan Kementerian Perumahan di Era Pemerintahan Prabowo Pemerintah juga, menurut Olivia, diharapkan memberikan dukungan untuk sektor properti guna mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% seperti yang dicanangkan Presiden Prabowo.
"Sektor properti memiliki multiplier effect yang kuat, dan kami yakin akan ada lebih banyak insentif untuk mendorong kontribusi sektor ini dalam perekonomian nasional," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto