Metrodata mengandalkan penjualan perangkat keras



JAKARTA. PT Synnex Metrodata Indonesia menargetkan pendapatan tahun ini tumbuh 20%-25% year-on-year (YoY) menjadi Rp 4,44 triliun hingga Rp 4,63 triliun. Tahun lalu, pendapatan anak usaha PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) ini naik 15% (YoY) menjadi Rp 3,7 triliun.

Presiden Direktur Synnex Metrodata Indonesia, Agus Honggo Widodo, menyatakan target tersebut tidaklah muluk. Sebab, pertumbuhan bisnis teknologi informasi (TI) secara nasional tahun ini sebesar 15%-20%. "Tentu, kami ingin tumbuh lebih agresif dari pasar, harus di atas 20%, kira-kira 20%-25%," ucap dia, Selasa (9/4).

Demi menggenjot pertumbuhan bisnis, tahun ini, Synnex akan merambah seluruh produk TI. Tak hanya mendistribusikan produk perangkat keras berupa notebook, server, dan desktop, Synnex juga akan menjual ponsel dan aksesorinya. Sebab, definisi TI kini mulai meluas, bukan hanya komputer atau server, melainkan semua perangkat yang bisa terkoneksi dengan internet dan komputer. "Untuk itu, tahun ini, kami fokus menjual produk telekomunikasi seperti ponsel pintar, aksesori, dan tablet," ucap Agus.


Di produk ponsel, Synnex Metrodata telah menjalin kerjasama untuk mendistribusikan ponsel dari vendor ZTE, Sony, Asus, dan Samsung. Namun, manajemen enggan membeberkan vendor-vendor yang mereka jajaki berikutnya. Yang jelas, mayoritas kontribusi pendapatan Synnex Metrodata berasal dari penjualan notebook, disusul penjualan server.

Sedangkan kontribusi produk seperti ponsel dan aksesori masih di bawah 10% dari total penjualan. Namun, Agus meyakini, kontribusi produk ponsel, aksesori, dan tablet ini akan setara dengan sumbangsih notebook dalam tiga tahun lagi.

Meski akan menggenjot produk ponsel dan aksesorinya, bukan berarti Synnex Metrodata melupakan bisnis yang menyasar segmen korporasi. Maklum, segmen korporasi masih menyumbang 45% dari total pendapatan.

Oleh karena itu, Synnex Metrodata siap menambah portofolio di layanan data protection, replication, dan recovery. Di bisnis ini, Synnex menggandeng FalconStor, sebuah perusahaan penyedia data protection. Dalam kerjasama ini, Synnex Metrodata menjadi distributor produk FalconStor dan membidik segmen korporasi di sektor keuangan, operator telekomunikasi juga pemerintahan.

Secara nasional, tahun ini, bisnis layanan data protection diprediksi mencapai US$ 130 juta. "Kami optimistis dengan banyak portofolio produk dan mitra, pertumbuhan laba bersih perusahaan bisa lebih agresif dari pertumbuhan pendapatan," ujar Agus.

Sebagai distributor, hingga kini, Synnex Metrodata telah memiliki 2.000 mitra yang aktif sebagai reseller. Perinciannya, sebanyak 300 pihak adalah mitra yang menjual produk untuk segmen komersial (korporasi) dan 1.700 pihak untuk segmen konsumer.

Synnex Metrodata juga telah memiliki sebanyak 19 unit pusat distribusi yang menjangkau 120 kota di seluruh Indonesia. "Kami akan menambah cabang distribusi untuk bisa masuk ke kota-kota tingkat dua atau kabupaten. Setidaknya, tahun ini akan menambah dua kota lagi," ungkap Agus.

Selama ini, sumbangsih Synnex Metrodata kepada sang induk, yakni MTDL, memang cukup dominan. Tahun lalu, Synnex Metrodata menyumbang sekitar 70% dari total pendapatan konsolidasi Metrodata Electronics sebesar Rp 5,17 triliun. Agus meyakini, kontribusi Synnex Metrodata tahun ini bisa lebih tinggi. "Saya belum bisa memproyeksikan berapa besarnya. Yang jelas, lebih tinggi dari tahun lalu," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro