Metrodata optimalkan layanan perangkat lunak



JAKARTA. PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) terus berupaya mengoptimalkan produk jasa dan layanan teknologi informasi (TI) yang mereka miliki. Terutama untuk mendongkrak pendapatan dari sektor perangkat lunak atau software.

Soalnya, kontribusi terbesar pendapatan Metrodata berasal dari penjualan produk perangkat keras semacam komputer dari merek HP, Asus, atau Lenovo yang bisa mencapai 70% dari total pendapatan MTDL. Nah, sisanya, bari penjualan produk perangkat lunak.

Untuk itu, Metrodata tengah gencar berpromosi soal layanan komputasi awan atau cloud computing di pasar domestik. "Saat ini, kami tengah mensosialisasikan lima pilar teknologi yang berkembang saat ini, yakni cloud, mobility, big data, social dan security," kata Susanto Djaja, Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk, Rabu (17/9).


Khusus untuk bisnis komputasi awan, ia melihat potensi bisnisnya masih terbuka lebar. Ini terlihat dari ratusan mitra bisnis Metroda, cuma 5% saja yang menerapkan penyimpanan data di cloud.

Untuk memacu pengguna komputasi awan ini, Metrodata menggandeng sejumlah perusahaan untuk mensosialisasikan produk ini. Seperti IBM Indonesia, Microsoft Indonesia, NetApp Indonesia, SAP Indonesia, Symantec Corporation, VMware APJ, HP Indonesia, BMC Software dan Oracle. 

Ia berharap dengan kerjasama ini, bisa memacu pertumbuhan bisnis cloud hingga 30% dalam tiga tahun ke depan. Hasilnya sebetulnya sudah terlihat. Misalnya, pendapatan dari bisnis cloud terus tumbuh. Bila tahun lalu cuma Rp 500 juta sebulan, saat ini sudah Rp 1 miliar per bulan.  "Kami targetkan tahun depan bisa meraup Rp 2 miliar per bulan," katanya.

Metrodata sendiri menargetkan bisa meraup pendapatan hingga Rp 8 triliun sampai akhir tahun ini. Di paruh pertama 2014, pendapatan perusahaan ini sebesar Rp 3,7 triliun. Berbanding lurus dengan pendapatan, laba Metrodata di semester I-2014 pun terdongkrak 40% menjadi Rp 112,2 miliar. Melihat hasil ini, Metrodata pun merevisi target laba untuk tahun ini. Bila sebelumnya sebesar Rp 115 miliar, kini melonjak 30% menjadi Rp 140 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto