Metropolitan Kentjana fokus Selesaikan pembangunan hotel dan PIM 3



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) tidak akan banyak merilis proyek properti baru tahun ini. Perusahaan masih akan fokus menyelesaikan pembangunan proyek recurring yaitu Intercontinental Hotel dan Pondok Indah Mall (PIM) 3.

Untuk penjualan properti, perusahaan berkode emiten MKPI ini masih akan fokus menjual produk eksisting dan proyek Townhouse Amala sebanyak 26 unit yang sudah dipasarkan pada kuartal I-2018. Oleh karena itu, pendapatan dari penjualan properti tahun ini akan turun.

Sejalan dengan itu, pengembang Pondok Indah ini menetapkan target pendapatan dan laba bersih lebih rendah dari tahun lalu. MKPI mematok pendapatan sebesar Rp 2,4 triliun dan laba bersih Rp 950 miliar. "Tahun lalu kami banyak jual apartemen. kalau sekarang hanya mengandalkan stok saja sehingga pendapatan kami juga akan turun," kata Jeffri Tanudjaja, Wakil Presiden Direktur MKPI pada Kontan.co.id, Rabu (4/4).


Jeffri bilang, tahun ini pendapatan usaha MKPI akan lebih banyak ditopang oleh recurring income atau pendapatan berulang yaitu sekitar 60%. Penjualan properti hanya akan mengandalkan stok di beberapa proyek seperti Villa Anggrek dan Tower Amala.

Sebetulnya, perusahaan berencana untuk mengembangkan kawasan baru landed house dekat dengan kawasan Pondok Indah dengan lahan sekitar 3 hektare (ha). Saat ini perusahaan masih mengurus perizinan, sehingga belum bisa dipastikan apakah bisa dirilis tahun ini.

MKPI menahan mengembangkan residensial tahun ini sebetulnya bukan karena melihat industri properti sedang lesu. Tetapi perusahaan hanya ingin fokus menyelesaikan pembangunan hotel dan PIM 3 yang di atasnya ada gedung perkantoran. "Intercontinental Hotel sebanyak 311 kamar akan beroperasi tahun ini," ujar Jeffri.

Sementara progres pembangunan PIM 3 dan perkantoran saat ini dalam tahap penyelesaian fondasi dan dalam waktu dekat akan segera masuk pembangunan struktur. Proyek yang memakan investasi Rp 2,4 triliun ini ditargetkan akan rampung pada tahun 2020.

Tahun ini, MKPI akan menganggarkan belanja modal (capex) sekitar Rp 2,2 triliun. Sebesar Rp 1,8 triliun akan digunakan untuk membangun proyek investasi recurring income dan perbaikan aset lain dan Rp 400 miliar akan digunakan untuk membangun proyek yang akan dijual. Sumber dana capex tersebut masih mengandalkan kas internal perusahaan.

Saat ini, MKPI masih fokus melakukan pengembangan bisnis di Pondok Indah. Perusahaan tercatat masih memiliki landbank lebih dari 20 ha lagi di kawasan tersebut yang belum ditetapkan akan dikembangkan menjadi proyek apa.

Disamping kawasan Pondok Indah, MKPI juga tertarik mengembangkan proyek properti di kawasan lain di Jabodetabek di loksi yang strategis jika ada pemilik lahan yang menawarkan kerjasama. " Kami terbuka untuk melakukan pengembangan di kawasan lain di Jabodetabek. Asal menarik dan arahnya tentu ke segmen menengah dan menengah atas," kata Jeffri.

Seperti diketahui, MKPI tahun 2017 mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,193 triliun, stagnan dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pendapatan dan penjualan MKPI mencapai Rp 2,54 triliun, turun 0,7% dari pencapaian tahun sebelumnya yaitu dari Rp 2,56 triliun.

Tahun 2017, pendapatan recurring income diperoleh dari sewa yang menyumbang porsi sebesar 46,2% atau sebesar Rp 1,17 triliun, naik 0,8% dari Rp 1,16 triliun pada tahun sebelumnya. 

Sementara, pendapatan penjualan mencapai Rp 1,36 triliun atau turun 2,3% dari Rp 1,4 triliun pada tahun 2016.

Pendapatan sewa didapat dari pusat belanja sebesar Rp 759,6 miliar atau naik 3,5% dari Rp 730,9 miliar pada tahun sebelumnya, sewa kantor turun tipis dari Rp 239,8 miliar menjadi Rp 237,8 miliar, sewa apartemen turun dari Rp 158,6 miliar menjadi Rp 143,7 miliar dan sewa tanah naik dari Rp 30,9 miliar jadi Rp 32,9 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi