Metropolitan Land (MTLA) catatkan marketing sales Rp 540 miliar sampai Agustus 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metropolitan Land Tbk bukukan prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp 540 miliar hingga Agustus 2020 atau setara 27% dari target marketing sales tahun ini.

Direktur Metropolitan Land Olivia Surodjo menyebutkan perolehan tersebut terdiri dari marketing sales sebesar Rp 365 miliar dan pendapatan berulang (reccuring income) sebesar Rp 175 miliar. Adapun kontributor terbesar dari penjualan residensial segmen menengah dan menengah bawah dari proyek Metland Cibitung dan Metland Cileungsi.

"Permintaan untuk segmen menengah dan menengah bawah masih oke di beberapa proyek dan kami melihat untuk segmen investasi seperti di daerah Barat selama harga masih baik akan tetap ada pasarnya. Sehingga di sana masih jadi target kami di tahun ini," ujarnya menjawab kontan.co.id, Senin (28/9).

Hingga tutup tahun, emiten dengan kode saham MTLA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini juga masih akan mengandalkan proyek eksistingnya untuk memperoleh marketing sales. Hal itu disebabkan perusahaan belum meluncurkan proyek baru.

Berdasarkan website perusahaan, beberapa proyek yang dimiliki antara lain Metland Transyogi, Metland Puri, Metland Cibitung, dan The Riviera @ Puri. Hingga tutup tahun, MTLA membidik marketing sales hingga Rp 2 triliun. Olivia mengaku hingga saat ini manajemen belum secara resmi merevisi target tersebut.

Baca Juga: Biarpun Pasar Lesu, Masih Ada Hasrat Pengembangan Proyek di Pinggiran Jakarta

Hanya saja, dengan aktualisasi hingga Agustus itu manajemen mengestimasikan perolehan marketing sales hingga tutup tahun nanti sebesar Rp 1,1 triliun sampai dengan Rp 1,2 triliun. Hal tersebut lantaran perusahaan memutuskan untuk menunda rencana penjualan proyek Royal Venya Ubud.

"Tadinya Royal Venya Ubud merupakan bagian dari proyek yang akan kami jual secara unit, tapi saat ini kami akan menggunakan Royal Venya Ubud sebagai properti investasi di mana kami akan 'hold' dan menjadikannya sebagai reccuring income di masa depan," jelasnya.

Di tengah lesunya pasar properti saat ini, perusahaan juga telah melakukan beberapa upaya menarik minat pembeli. Salah satunya dengan potongan harga. Olivia menjabarkan untuk pembelian segmen menengah dan menengah bawah perusahaan menawarkan skema easy payment, seperti book dan pay later.

Sementara pada segmen properti investasi, MTLA juga telah menyiapkan sejumlah skema pembayaran yang menarik seperti melalui potongan harga tanah sampai 20% untuk skema pembayaran cash keras dan cicilan pendek. "Ini dilakukan agar kami mendapat cash flow lebih cepat," tukasnya.

Selanjutnya: Pengembang properti memilih menahan untuk proyek baru tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .