Sinyal sistem deteksi dini (early warning system) menunjukkan bahwa di banyak negara mulai dibayangi adanya kelesuan ekonomi global. Disinyalir perang dagang China - Amerika Serikat (AS) merupakan pangkal utama yang menyeret timbulnya gejala penyakit resesi ekonomi ini. Efeknya, beberapa negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif (negative growth). Jerman, Inggris, Italia, dan beberapa negara Amerika Latin seperti Argentina, Meksiko dan Brasil. Belakangan beberapa negara Asia seperti Singapura dan Thailand. Singapura merupakan contoh negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi negatif. Hal ini dikhawatirkan berimbas menjadi efek domino (contagion effect) bagi kawasan. Beberapa gejala dapat menjadi indikator munculnya badai resesi ekonomi pada suatu negara atau kawasan bahkan global. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang stagnan, bahkan negatif. Bila berkaca pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ternyata masih relatif bagus, walaupun tidak beranjak dari angka 5% sejak 2014. Padahal, tahun 2010 sampai 2013 rata-rata mencapai angka 6% per tahun. Untuk itu, asumsi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 pun masih berkisar 5%. Tumpuan dan harapan besar ada pada APBN 2020 yang dapat mengatasi berbagai tantangan global. Pada tataran ekonomi global, pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran menentukan kuat tidaknya kondisi ekonomi suatu negara terhadap terpaan badai resesi ekonomi yang terjadi. Bila pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami kenaikan secara signifikan, berarti negara tersebut dalam kondisi ekonomi yang stabil dan kuat terhadap berbagai terpaan global.
Mewaspadai bayang-bayang resesi
Sinyal sistem deteksi dini (early warning system) menunjukkan bahwa di banyak negara mulai dibayangi adanya kelesuan ekonomi global. Disinyalir perang dagang China - Amerika Serikat (AS) merupakan pangkal utama yang menyeret timbulnya gejala penyakit resesi ekonomi ini. Efeknya, beberapa negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif (negative growth). Jerman, Inggris, Italia, dan beberapa negara Amerika Latin seperti Argentina, Meksiko dan Brasil. Belakangan beberapa negara Asia seperti Singapura dan Thailand. Singapura merupakan contoh negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi negatif. Hal ini dikhawatirkan berimbas menjadi efek domino (contagion effect) bagi kawasan. Beberapa gejala dapat menjadi indikator munculnya badai resesi ekonomi pada suatu negara atau kawasan bahkan global. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang stagnan, bahkan negatif. Bila berkaca pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ternyata masih relatif bagus, walaupun tidak beranjak dari angka 5% sejak 2014. Padahal, tahun 2010 sampai 2013 rata-rata mencapai angka 6% per tahun. Untuk itu, asumsi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 pun masih berkisar 5%. Tumpuan dan harapan besar ada pada APBN 2020 yang dapat mengatasi berbagai tantangan global. Pada tataran ekonomi global, pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran menentukan kuat tidaknya kondisi ekonomi suatu negara terhadap terpaan badai resesi ekonomi yang terjadi. Bila pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami kenaikan secara signifikan, berarti negara tersebut dalam kondisi ekonomi yang stabil dan kuat terhadap berbagai terpaan global.