JAKARTA. Untuk kedua kalinya dalam kurun waktu sebulan, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong terbang ke Prancis Rabu (9/3) lalu. Tujuannya tetap sama:melobi parlemen Prancis agar batal menerapkan pajak progresif ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang bakal diputus 15 Maret 2016 nanti. Sejauh ini, Thomas menyebut sudah terbentuk Koalisi Sahabat Indonesia di parlemen Prancis. Namun, ini bukan menjadi jaminan karena kans lolosnya kebijakan ini masih 50:50 alias seimbang. Bila kebijakan ini lolos, pajak ini akan dimulai berlaku pada 2017 sebesar € 300 per ton dan terus naik sehingga pada tahun 2020 menjadi sebesar € 900 per ton. Tentu, ini akan memberatkan bagi pelaku usaha sawit, terutama dari Indonesia.
Mewaspadai dampak pajak CPO Prancis
JAKARTA. Untuk kedua kalinya dalam kurun waktu sebulan, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong terbang ke Prancis Rabu (9/3) lalu. Tujuannya tetap sama:melobi parlemen Prancis agar batal menerapkan pajak progresif ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang bakal diputus 15 Maret 2016 nanti. Sejauh ini, Thomas menyebut sudah terbentuk Koalisi Sahabat Indonesia di parlemen Prancis. Namun, ini bukan menjadi jaminan karena kans lolosnya kebijakan ini masih 50:50 alias seimbang. Bila kebijakan ini lolos, pajak ini akan dimulai berlaku pada 2017 sebesar € 300 per ton dan terus naik sehingga pada tahun 2020 menjadi sebesar € 900 per ton. Tentu, ini akan memberatkan bagi pelaku usaha sawit, terutama dari Indonesia.