PETALING JAYA. Dugaan baru lagi tentang keberadaan pesawat MH370 milik Malaysia Airlines yang hilang sejak Sabtu (8/3/2014) dini hari, muncul dari kesaksian warga di Dhaal Atoll, Maladewa. Harian The Star, Selasa (18/3), memuat kesaksian warga yang melihat pesawat menyerupai MH370 terbang rendah di langit Maladewa pada Sabtu pagi. The Star mengutip laporan harian Haveeru terbitan Maladewa, yang mendapatkan kesaksian warga tentang sebuah pesawat di atas Kuda Huvadhoo, Maladewa, pada Sabtu pukul 06.15 waktu setempat. Satuan waktu internasional Maladewa adalah GMT+5. Saksi itu menggambarkan pesawat itu berbadan lebar, mengeluarkan suara berisik laiknya pesawat jet, dengan dominasi warna putih dan tertera garis-garis merah. Gambaran tersebut menyerupai tampilan pesawat Malaysia Airlines, termasuk Boeing 777 yang hilang. Saksi tersebut menuturkan pesawat terbang dari arah utara menuju tenggara mengarah ke Maladewa. Para saksi mengatakan betapa keras suara pesawat saat melintas di atas negara pulau itu. Seorang saksi mengatakan pintu pesawat dapat dilihat dengan jelas, dibenarkan keterangannya oleh saksi lain. "Beberapa orang keluar rumah untuk melihat sumber kebisingan luar biasa itu," kata saksi mata tersebut. Anggota Dewan Maladewa, Mohamed Zaheem, mengatakan lebih dari satu laporan dari warga Kuda Huvadhoo yang bicara sama soal hal itu. Haveeru mengutip pula ahli penerbangan lokal yang mengatakan kemungkinan MH370 memang terbang di atas Maladewa. Pakar tersebut menambahkan juga kemungkinan pesawat terbang sangat rendah di atas pulau. Penerbangan MH370 berangkat dari Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu dini hari selepas tengah malam, dengan tujuan Beijing, China. Tak sampai dua jam penerbangan, komunikasi pesawat tersebut dengan menara kontrol terputus. Tak hanya komunikasi suara, komunikasi data juga berhenti. Hingga Rabu (19/3/2014), 26 negara telah terlibat pencarian pesawat dengan 239 orang di dalamnya. Wilayah di bawah dua koridor penerbangan menjadi fokus pencarian. Selain Malaysia, pencarian dilakukan oleh Amerika Serikat, Indonesia, Banglades, India, China, Vietnam, Australia, dan Perancis. (Palupi Annisa Auliani) PETALING JAYA
MH370 ke Maladewa?
PETALING JAYA. Dugaan baru lagi tentang keberadaan pesawat MH370 milik Malaysia Airlines yang hilang sejak Sabtu (8/3/2014) dini hari, muncul dari kesaksian warga di Dhaal Atoll, Maladewa. Harian The Star, Selasa (18/3), memuat kesaksian warga yang melihat pesawat menyerupai MH370 terbang rendah di langit Maladewa pada Sabtu pagi. The Star mengutip laporan harian Haveeru terbitan Maladewa, yang mendapatkan kesaksian warga tentang sebuah pesawat di atas Kuda Huvadhoo, Maladewa, pada Sabtu pukul 06.15 waktu setempat. Satuan waktu internasional Maladewa adalah GMT+5. Saksi itu menggambarkan pesawat itu berbadan lebar, mengeluarkan suara berisik laiknya pesawat jet, dengan dominasi warna putih dan tertera garis-garis merah. Gambaran tersebut menyerupai tampilan pesawat Malaysia Airlines, termasuk Boeing 777 yang hilang. Saksi tersebut menuturkan pesawat terbang dari arah utara menuju tenggara mengarah ke Maladewa. Para saksi mengatakan betapa keras suara pesawat saat melintas di atas negara pulau itu. Seorang saksi mengatakan pintu pesawat dapat dilihat dengan jelas, dibenarkan keterangannya oleh saksi lain. "Beberapa orang keluar rumah untuk melihat sumber kebisingan luar biasa itu," kata saksi mata tersebut. Anggota Dewan Maladewa, Mohamed Zaheem, mengatakan lebih dari satu laporan dari warga Kuda Huvadhoo yang bicara sama soal hal itu. Haveeru mengutip pula ahli penerbangan lokal yang mengatakan kemungkinan MH370 memang terbang di atas Maladewa. Pakar tersebut menambahkan juga kemungkinan pesawat terbang sangat rendah di atas pulau. Penerbangan MH370 berangkat dari Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu dini hari selepas tengah malam, dengan tujuan Beijing, China. Tak sampai dua jam penerbangan, komunikasi pesawat tersebut dengan menara kontrol terputus. Tak hanya komunikasi suara, komunikasi data juga berhenti. Hingga Rabu (19/3/2014), 26 negara telah terlibat pencarian pesawat dengan 239 orang di dalamnya. Wilayah di bawah dua koridor penerbangan menjadi fokus pencarian. Selain Malaysia, pencarian dilakukan oleh Amerika Serikat, Indonesia, Banglades, India, China, Vietnam, Australia, dan Perancis. (Palupi Annisa Auliani) PETALING JAYA