KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia masih rentan terkoreksi kendati kenaikan suku bunga acuan BI 7 Day Repo Rate telah terealisasi. Manajer investasi pun mengambil langkah antisipasi agar produk reksadana pendapatan tetapnya terhindar dari dampak negatif koreksi di pasar obligasi. Presiden Direktur BNI Asset Management, Reita Farianti mengatakan, pihaknya berupaya mengurangi porsi obligasi pemerintah dan menambah porsi obligasi korporasi. Hal ini dilakukan mengingat volatilitas di pasar obligasi pemerintah jauh lebih besar ketimbang pasar obligasi korporasi. Yield obligasi korporasi pun cenderung lebih stabil lantaran aktivitas perdagangan yang relatif lebih minim. “Kami juga mengurangi durasi obligasi untuk menimalisir dampak buruk volatilitas di pasar obligasi,” ujarnya, Jumat (18/5).
MI ambil langkah antisipasi untuk produk reksadana pendapatan tetap
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia masih rentan terkoreksi kendati kenaikan suku bunga acuan BI 7 Day Repo Rate telah terealisasi. Manajer investasi pun mengambil langkah antisipasi agar produk reksadana pendapatan tetapnya terhindar dari dampak negatif koreksi di pasar obligasi. Presiden Direktur BNI Asset Management, Reita Farianti mengatakan, pihaknya berupaya mengurangi porsi obligasi pemerintah dan menambah porsi obligasi korporasi. Hal ini dilakukan mengingat volatilitas di pasar obligasi pemerintah jauh lebih besar ketimbang pasar obligasi korporasi. Yield obligasi korporasi pun cenderung lebih stabil lantaran aktivitas perdagangan yang relatif lebih minim. “Kami juga mengurangi durasi obligasi untuk menimalisir dampak buruk volatilitas di pasar obligasi,” ujarnya, Jumat (18/5).