JAKARTA. Untuk mengisi aset dasar reksadana sahan, sejumlah manajer investasi (MI) mengandalkan saham-saham berkapitalisasi besar (big cap). Imbal hasil saham-saham big cap lebih tinggi sehingga diminati investor. Tengok saja Schroder Dana Prestasi Plus, reksadana saham besutan PT Schroder Investment Management Indonesia. Presiden Direktur Schroder Indonesia Michael Tjoajadi mengatakan, mayoritas dana kelolaan produk ini pada saham-saham big cap. Strategi ini demi mengurangi kinerja di bawah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). “Prestasi Plus, dengan investment guidelines kita taruh di large cap, merupakan produk Schroder yang size (dana kelolaan) terbesar,” ujar Michael.
MI andalkan saham big cap
JAKARTA. Untuk mengisi aset dasar reksadana sahan, sejumlah manajer investasi (MI) mengandalkan saham-saham berkapitalisasi besar (big cap). Imbal hasil saham-saham big cap lebih tinggi sehingga diminati investor. Tengok saja Schroder Dana Prestasi Plus, reksadana saham besutan PT Schroder Investment Management Indonesia. Presiden Direktur Schroder Indonesia Michael Tjoajadi mengatakan, mayoritas dana kelolaan produk ini pada saham-saham big cap. Strategi ini demi mengurangi kinerja di bawah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). “Prestasi Plus, dengan investment guidelines kita taruh di large cap, merupakan produk Schroder yang size (dana kelolaan) terbesar,” ujar Michael.