JAKARTA. Peluncuran indeks obligasi atau Indonesia Bond Indexes (INDOBex) belum menarik minat manajer investasi untuk mengemasnya sebagai aset dasar alias underlying asset produk. Alasannya, indeks ini belum likuid. Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerjasama dengan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) akan menerbitkan indeks obligasi ini di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (21/11). Wahyu Trenggono, Direktur IBPA, mengatakan, tahap awal, ada tiga indeks yang akan diterbitkan. Ketiganya adalah INDOBex Composite Total Return, INDOBex Government Total Return, dan INDOBex Corporate Total Return. "Indeks ini akan dicatatkan di BEI, sehingga bisa menjadi acuan pasar obligasi di Indonesia," ujarnya. Menurut Wahyu, bond index akan membawa dampak positif, karena fungsinya akan seperti indeks harga saham gabungan (IHSG) di pasar saham. Selama ini, belum ada indeks resmi yang bisa dijadikan indikator untuk mengukur kinerja pasar obligasi. Masing-masing institusi membuat indeks, sehingga bisa terjadi misleading indikator.
MI belum berminat bundel Bond Index
JAKARTA. Peluncuran indeks obligasi atau Indonesia Bond Indexes (INDOBex) belum menarik minat manajer investasi untuk mengemasnya sebagai aset dasar alias underlying asset produk. Alasannya, indeks ini belum likuid. Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerjasama dengan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) akan menerbitkan indeks obligasi ini di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (21/11). Wahyu Trenggono, Direktur IBPA, mengatakan, tahap awal, ada tiga indeks yang akan diterbitkan. Ketiganya adalah INDOBex Composite Total Return, INDOBex Government Total Return, dan INDOBex Corporate Total Return. "Indeks ini akan dicatatkan di BEI, sehingga bisa menjadi acuan pasar obligasi di Indonesia," ujarnya. Menurut Wahyu, bond index akan membawa dampak positif, karena fungsinya akan seperti indeks harga saham gabungan (IHSG) di pasar saham. Selama ini, belum ada indeks resmi yang bisa dijadikan indikator untuk mengukur kinerja pasar obligasi. Masing-masing institusi membuat indeks, sehingga bisa terjadi misleading indikator.