MI belum bersedia bundel Indeks IDX30



JAKARTA. Patokan investasi di pasar modal semakin bertambah. Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan indeks berisi 30 saham unggulan, bagian dari indeks LQ45, bernama IDX30.

"Indeks ini lebih mudah administratif, dan diharapkan dapat menjadi acuan pasar modal, reksadana indeks, ETF (exchange traded fund), sarana lindung nilai dalam indeks futures," ujar Nurhaida Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK). Indeks ini menjadi acuan aset dasar reksadana indeks dan ETF.

Komponen IDX30 tersebut dipilih dari 30 saham berkapitalisasi terbesar dari sisi aktivitas transaksi. Seperti nilai transaksi, frekuensi transaksi, jumlah hari bursa, serta kapitalisasi pasar. Pemilihan saham dalam indeks ini juga memerhatikan kualitatif emiten, seperti kondisi keuangan, prospek pertumbuhan, serta faktor lain terkait keberlangsungan usaha perusahaan.


Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meninjau berkala komponen pembentuk IDX30 setiap 6 bulan di awal Februari dan Agustus. Direktur Pengembangan BEI Friderica Widyasari Dewi mengaku, ada manajer investasi (MI) menjadikan aset dasar IDX30 untuk reksadana ETF. Namun, dia enggan membocorkan nama MI tersebut.

MI belum tertarik

Selain IDX30, BEI juga berencana meluncurkan indeks saham infrastruktur Mei 2012. BEI. Kelak, BEI bekerjasama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebagai penentu kriteria perusahaan yang akan masuk dalam indeks saham infrastruktur. BEI juga akan meluncurkan indeks saham perbankan. Indeks ini akan berisi 10 saham perbankan unggulan.

Meski begitu, sampai sekarang belum ada MI yang berminat menerbitkan reksadana berbasis IDX30. "Sampai sekarang kami masih belum ada rencana ke sana," ujar Diah Sofiyanti, Direktur PT Indo Premier Investment Management.

Direktur PT Trimegah Asset Management Sjane Like Kaawoan pun mengatakan, belum berencana meluncurkan produk berbasis IDX30. "Kami masih harus melihat perkembangannya dulu di lapangan seperti apa. Apakah kapitalisasi dan performanya memang bagus," ujar dia.

Sjane mengaku, TRAM tengah menjajaki meluncurkan reksadana indeks. Namun, tidak dalam waktu dekat ini. "Aset dasarnya belum ditentukan karena masih kajian awal," tutur dia.

PT OSK Nusadana Asset Management telah meluncurkan reksadana indeks berbasis LQ45, Kamis (19/4). Pengelolaan reksadana ini pasif mengikuti arah saham indeks LQ45. Investasi awal reksadana ini Rp 200.000 dan selanjutnya Rp 100.000.

Direktur PT Infovesta Utama Parto Kawito menduga, prospek reksadana indeks masih menarik tahun ini. Dia memprediksi return reksadana ini bisa mencapai 11% hingga akhir tahun nanti. "Kelebihan reksadana indeks, yakni fee atau biaya. Baik biaya masuk, biaya keluar, ataupun biaya pengelolaan yang lebih murah ketimbang reksadana lainnya sehingga akan berkembang," ujar Parto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri