JAKARTA. Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga mencetak rekor baru di awal tahun ini, menambah rasa optimisme perusahaan manajemen investasi (MI) untuk mempertebal dana kelolaan. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) dan PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen adalah dua MI yang membidik pertumbuhan agresif tahun ini. Direktur Utama MMI Muhammad Hanif mengaku mengincar kenaikan dana kelolaan 30% menjadi sekitar Rp 27,3 triliun tahun ini. Sepanjang tahun 2014, dana kelolaan MMI tanpa kontrak pengelolaan dana (KPD) sekitar Rp 21 triliun atau naik 23,52% ketimbang tahun sebelumnya yakni sekitar Rp 17 triliun. MMI akan mengoptimalkan seluruh jalur distribusi yang ada saat ini guna menggenjot pertumbuhan dana kelolaan. "Kami akan tingkatkan dari semua, lewat bank, asuransi, langsung atau individu. Tak lupa nasabah institusi dan luar negeri," kata Hanif.
MMI tak menutup kemungkinan memperluas jalur distribusi lagi jika dalam waktu dekat ada bank yang serius ingin menjalin kerjasama dengan MMI. Menurut Hanif, saluran distribusi melalui perbankan dan asuransi memberikan kontribusi paling besar yakni sekitar 65%. Tapi, MMI belum berniat merilis produk baru kecuali untuk mengganti reksadana terproteksi yang jatuh tempo tahun ini. Dari dana kelolaan tahun 2014, mayoritas masih berasal dari reksadana saham yaitu sekitar 40%-45%, reksadana pasar uang 20%, reksadana terproteksi 15% dan sisanya reksadana pendapatan tetap dan campuran. Di tahun 2015, Hanif meramal, komposisi reksadana saham akan semakin besar. "Mungkin bisa jadi setengahnya. Tahun ini reksadana saham utamanya," katanya. Batavia memasang target lebih agresif. Associate Director Mutual Fund Sales & Marketing Batavia, Karma P. Siregar berharap dapat membukukan dana kelolaan hingga Rp 22 triliun. Artinya, Batavia menargetkan pertumbuhan sekitar 38,36% dari perolehan dana kelolaan tahun lalu yang sekitar Rp 15,9 triliun. "Ini termasuk reksadana penyertaan terbatas (RDPT)," kata Karma.