JAKARTA. Volatilitas pasar saham dan obligasi yang masih tinggi seperti sekarang, tidak menyurutkan niat para manajer investasi (MI) untuk menerbitkan reksadana anyar di akhir tahun ini. Hanya saja, MI tidak terlalu berharap banyak bahwa dana kelolaan mereka akan tumbuh signifikan di tahun ini, melihat kinerja reksadana di tahun ini yang melempem. PT Kresna Asset Management, misalnya, baru-baru ini telah meluncurkan produk reksadana Index 30. Direktur PT Kresna Asset Management, Yobel Hadikrisno mengatakan, reksadana ini terdiri dari 30 saham bluechips. "Return mengikuti Indeks 30. Plus minus antara 0%-2%," ujar Yobel. Sementara, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen berencana meluncurkan tiga produk baru, yaitu satu reksadana pendapatan tetap, dan dua reksadana terproteksi. Presiden Direktur PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Lilis Setiadi mengatakan, aset dasar reksadana pendapatan tetap milik Batavia itu sekitar 70% ditempatkan pada obligasi pemerintah, sisanya pada obligasi korporasi.
MI genjot penerbitan reksadana
JAKARTA. Volatilitas pasar saham dan obligasi yang masih tinggi seperti sekarang, tidak menyurutkan niat para manajer investasi (MI) untuk menerbitkan reksadana anyar di akhir tahun ini. Hanya saja, MI tidak terlalu berharap banyak bahwa dana kelolaan mereka akan tumbuh signifikan di tahun ini, melihat kinerja reksadana di tahun ini yang melempem. PT Kresna Asset Management, misalnya, baru-baru ini telah meluncurkan produk reksadana Index 30. Direktur PT Kresna Asset Management, Yobel Hadikrisno mengatakan, reksadana ini terdiri dari 30 saham bluechips. "Return mengikuti Indeks 30. Plus minus antara 0%-2%," ujar Yobel. Sementara, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen berencana meluncurkan tiga produk baru, yaitu satu reksadana pendapatan tetap, dan dua reksadana terproteksi. Presiden Direktur PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Lilis Setiadi mengatakan, aset dasar reksadana pendapatan tetap milik Batavia itu sekitar 70% ditempatkan pada obligasi pemerintah, sisanya pada obligasi korporasi.