JAKARTA. Manajer investasi melirik sukuk negara ritel (sukri) seri SR006 untuk dikemas dalam produk reksadana terproteksi. Pemilihan sukri menjadi aset reksadana cukup menarik karena pajak yang dikenakan lebih kecil.Salah satu yang berencana menerbitkan reksadana terproteksi berisi SR006 adalah PT CIMB Principal Asset Management. Gunanta Afrima, Direktur CIMB Principal Asset Management mengatakan, produk ini akan diluncurkan dalam waktu dekat. "Produk itu akan diluncurkan pada semester II atau bulan Juni," ujar Gunanta, baru-baru ini.Reksadana tersebut menyasar nasabah individual. Menurut Gunanta, pihaknya menargetkan bisa menggenggam dana sekitar Rp 50 miliar hingga Rp 100 miliar. "Investor yang menyatakan minatnya sudah banyak dan kami optimistis target tersebut akan terpenuhi, " ujar dia.Reksadana tersebut memiliki tenor dan return seperti SR006. Seperti diketahui, sukuk ritel ini membagikan imbalan 8,75% dengan jangka waktu hingga 5 Maret 2017. Meski memiliki imbalan sama, namun investor lebih diuntungkan ketimbang langsung masuk sukuk ritel karena pajak reksadana lebih ringan.Asal tahu saja, pajak atas kupon bunga obligasi untuk reksadana cuma 5%. Sedangkan, jika investor membeli efek obligasi, pajak yang dikenakan sebesar 15%.BNI Asset Management juga berencana menerbitkan reksadana terproteksi berisi SR006 tahun ini. "Permintaan dari investor cukup tinggi, sehingga kami akan menerbitkan reksadana terproteksi dengan sukuk ritel," ujar Direktur Investasi BNI Asset Management, Isbono MI Putro.Tahun ini, BNI Asset Management menargetkan dana kelolaan bisa tumbuh menjadi Rp 10 triliun. Selain reksadana terproteksi, manajer investasi ini juga akan menerbitkan dana investasi real estate (DIRE) dan reksadana penyertaan terbatas (RDPT).Pengamat pasar modal Hans Kwee menilai, reksadana berpotensi memberikan return lebih tinggi ketimbang masuk langsung ke sukri. Alasannya, pajak sukri dalam reksadana hanya dikenakan 5%. Besaran pajak tersebut lebih kecil ketimbang pajak sukri yang sebesar 15%."Dengan kupon sukuk ritel yang 8,75%, tentu lebih menarik apabila membeli via manajer investasi," ujar Hans, kemarin (27/5).Tapi perlu diingat, keuntungan reksadana juga akan dipotong biaya manajemen dan bank kustodian sekitar 1% hingga 2%. Jadi keuntungan yang diperoleh investor akan terkikis.Hans berpendapat, apabila dibandingkan dengan reksadana berbungkus obligasi negara ritel (ORI), reksadana berisi sukri masih lebih menguntungkan. Maklum, besaran kupon ORI010 hanya sekitar 8,5% atau lebih rendah dibandingkan dengan kupon SR006 yang sebesar 8,75%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
MI kemas sukri dalam produk reksadana
JAKARTA. Manajer investasi melirik sukuk negara ritel (sukri) seri SR006 untuk dikemas dalam produk reksadana terproteksi. Pemilihan sukri menjadi aset reksadana cukup menarik karena pajak yang dikenakan lebih kecil.Salah satu yang berencana menerbitkan reksadana terproteksi berisi SR006 adalah PT CIMB Principal Asset Management. Gunanta Afrima, Direktur CIMB Principal Asset Management mengatakan, produk ini akan diluncurkan dalam waktu dekat. "Produk itu akan diluncurkan pada semester II atau bulan Juni," ujar Gunanta, baru-baru ini.Reksadana tersebut menyasar nasabah individual. Menurut Gunanta, pihaknya menargetkan bisa menggenggam dana sekitar Rp 50 miliar hingga Rp 100 miliar. "Investor yang menyatakan minatnya sudah banyak dan kami optimistis target tersebut akan terpenuhi, " ujar dia.Reksadana tersebut memiliki tenor dan return seperti SR006. Seperti diketahui, sukuk ritel ini membagikan imbalan 8,75% dengan jangka waktu hingga 5 Maret 2017. Meski memiliki imbalan sama, namun investor lebih diuntungkan ketimbang langsung masuk sukuk ritel karena pajak reksadana lebih ringan.Asal tahu saja, pajak atas kupon bunga obligasi untuk reksadana cuma 5%. Sedangkan, jika investor membeli efek obligasi, pajak yang dikenakan sebesar 15%.BNI Asset Management juga berencana menerbitkan reksadana terproteksi berisi SR006 tahun ini. "Permintaan dari investor cukup tinggi, sehingga kami akan menerbitkan reksadana terproteksi dengan sukuk ritel," ujar Direktur Investasi BNI Asset Management, Isbono MI Putro.Tahun ini, BNI Asset Management menargetkan dana kelolaan bisa tumbuh menjadi Rp 10 triliun. Selain reksadana terproteksi, manajer investasi ini juga akan menerbitkan dana investasi real estate (DIRE) dan reksadana penyertaan terbatas (RDPT).Pengamat pasar modal Hans Kwee menilai, reksadana berpotensi memberikan return lebih tinggi ketimbang masuk langsung ke sukri. Alasannya, pajak sukri dalam reksadana hanya dikenakan 5%. Besaran pajak tersebut lebih kecil ketimbang pajak sukri yang sebesar 15%."Dengan kupon sukuk ritel yang 8,75%, tentu lebih menarik apabila membeli via manajer investasi," ujar Hans, kemarin (27/5).Tapi perlu diingat, keuntungan reksadana juga akan dipotong biaya manajemen dan bank kustodian sekitar 1% hingga 2%. Jadi keuntungan yang diperoleh investor akan terkikis.Hans berpendapat, apabila dibandingkan dengan reksadana berbungkus obligasi negara ritel (ORI), reksadana berisi sukri masih lebih menguntungkan. Maklum, besaran kupon ORI010 hanya sekitar 8,5% atau lebih rendah dibandingkan dengan kupon SR006 yang sebesar 8,75%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News