MI: Kisruh Jiwasraya hanya memengaruhi saham gorengan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kisruh PT Asuransi Jiwasraya membawa dampak bagi kinerja pasar saham. Sebagai catatan, kasus Jiwasraya membawa kerugian sekitar Rp 10,4 triliun dari transaksi saham dan reksadana.

Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, santer pemberitaan terhadap kasus Jiwasraya berimbas pada volume transaksi saham tersendiri. Jumlah transaksi saham mengalami penurunan pasca beredarnya berita kisruh Jiwasraya. “Volume transaksi saham turun hingga 40%-50%,” kata Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Minggu (26/1).

Namun, menurutnya kinerja reksadana saham tidak terlalu terpengaruh oleh kisruh Jiwasraya. Pasalnya, kasus Jiwasraya lebih banyak melibatkan saham gorengan. Sedangkan, manajemen investasi yang memiliki kapabilitas baik pasti tidak akan mendiversifikasikan portofolio mereka di saham-saham gorengan. “Saham big caps relatif tidak terpengaruh karena mereka bukan saham gorengan,” kata Rudiyanto.


Baca Juga: Dana asing diperkirakan masih tinggalkan pasar saham hingga akhir Januari

Saham gorengan adalah saham dengan valuasi yang sangat tinggi tapi belum tentu memiliki kegiatan usaha yang jelas. Biasanya, saham gorengan memiliki tingkat kenaikan dan penurunan yang pesat.

Senada, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, kasus Jiwasraya hanya akan berdampak bagi saham yang masuk ke dalam portofolio Jiwasraya. “Kisruh Jiwasraya akan membawa dampak untuk beberapa reksadana yang menggunakan portofolio saham-saham Jiwasraya,” kata Wawan.

Oleh karena itu, penting bagi para manajer investasi untuk memberitahukan kepada investor mereka apakah uangnya disalurkan ke saham gorengan atau bukan. Sehingga, kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal dapat terjaga.

Baca Juga: Manajer investasi optimistis kinerja reksadana saham akan membaik

Berdasarkan catatan Kontan sebelumnya, Jiwasraya menempatkan dana investasi ke saham sebanyak 22,4% senilai Rp 5,7 triliun. Dari jumlah tersebut, 5% dana ditempatkan pada saham LQ45. Sedangkan sebanyak 95% nya dana ditempatkan di saham yang berkinerja buruk.

Lalu penempatan reksadana sebanyak 59,1% senilai Rp 14,9 triliun dari aset finansial. Dari jumlah tersebut, sekitar 2% dikelola oleh manajer investasi Indonesia dengan kinerja baik. Sedangkan 98% nya dikelola oleh manajer investasi dengan kinerja buruk.

Baca Juga: Reksadana saham turun lebih besar daripada IHSG, ini kata manajer investasi

Oleh karena itu, Infovesta memperkirakan kinerja reksadana saham akan membaik meski ada produk reksadana saham tersangkut kasus Jiwasraya. Kenaikan ini seiring dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). “Pada skenario optimistis, reksadana saham diproyeksikan masih bisa menguat seiring IHSG yang diperkirakan 9% hingga akhir tahun,” tandas Wawan.

Wawan menargetkan tahun ini dana kelolaan reksadana saham meningkat 8% menjadi Rp 148 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati