MI lokal lebih oke meracik portfolio



JAKARTA. Pasar reksadana saham dibanjiri produk perusahaan manajer investasi (MI) asing dalam dua tahun terakhir. Kendati demikian, kinerja reksadana racikan MI lokal lebih yahud dan masih mendominasi peringkat atas.

Data Infovesta Utama menunjukkan, dari 10 besar reksadana saham dengan return terbesar, hanya dua produk racikan MI asing yang masuk daftar. Yakni, First State Indoequity milik First State dengan return 9,22% secara year to date hingga 14 November 2013. Selain itu,  RHB OSK Alpha SectorRotation dari RHB OSK Asset Management dengan return 7,03%.

Selebihnya dikuasai produk MI lokal. Pratama Equity, reksadana milik PT Pratama Capital Asset Management tercatat memberi return paling tinggi sebesar 27,77%. Menyusul Pratama Saham dengan return 20,44%, dan reksadana saham kelolaan PT Samuel Aset Manajemen (SAM), yakni SAM Equity Fund yang memberi imbal hasil 17,24%.


Kinerja produk-produk reksadana saham tersebut di atas return IHSG yang tercatat 1,17% hingga 14 November 2913, serta di atas rata-rata return reksadana saham yang tercermin dari Infovesta Equity Fund.

Budi Budar, Fund Manager PT Samuel Aset Manajemen mengatakan, MI lokal sudah mulai lihai dalam memutar portofolio. MI lokal mampu melihat peluang dari penurunan pasar saham. Mereka justru memanfaatkan penurunan tersebut untuk masuk dan mengambil saham-saham yang dilepas oleh asing dengan harga murah.

Agus Yanuar, Direktur Utama PT Samuel Aset Manajemen mengatakan, moncernya kinerja produk Samuel ditopang dari pemilihan sektor saham yang tepat. SAM Indonesian Equity Fund memutar 80% hingga 98% aset pada efek saham dan minimum 2% hingga maksimal 20% pada efek pasar uang di Indonesia.

Saham-saham yang disasar  seperti saham PT Semen Gresik Persero Tbk (SMGR) dan  PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). "Kami cukup disiplin dalam berkonsentrasi pada sektor usaha berbasis domestik," ujar Agus, Selasa (19/11).

Hingga kini, dana kelolaan reksadana SAM Indonesian Equity Fund mencapai Rp 1,35 triliun. Nilai tersebut mendominasi total dana kelolaan reksadana milik Samuel yang mencapai Rp 2,7 triliun pada bulan Oktober 2013.

Menurut Agus, kenaikan dana kelolaan ditopang oleh pertumbuhan kinerja, subscription investor lama, tambahan investor baru serta adanya produk reksadana baru. Unit Penyertaan (UP) reksadana yang dikelola SAM memang tercatat naik 513% dari 282 juta unit menjadi 1,7 miliar unit hingga Oktober.

Viliawati, analis Infovesta Utama mengatakan, secara rata-rata, kinerja reksadana saham terbaik per periode masih beragam. Tidak konsisten didominasi  MI tertentu, baik lokal maupun asing.     

Dua tahun terakhir, banyak MI asing yang ikut meramaikan industri reksadana nasional. Sebut saja, Maybank Asset Management yang mengakusisi 99% saham PT GMT Aset Manajemen. Sebelumnya, ada Ashmore Investment Management Limited, MI raksasa terafiliasi dengan ANZ Banking Group (ANZ). Tahun lalu, ada AMCI Manajemen Investasi asal Malaysia, serta Eastspring Investment Management, anak usaha Prudential Plc, masuk ke Indonesia.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini