JAKARTA. Awan mendung masih menggelayuti pergerakan harga komoditas seperti tambang dan perkebunan. Meski begitu, beberapa manajer investasi (MI) sudah mulai melirik saham-saham sektor pertambangan untuk memenuhi portofolio produk reksadana mereka. Harapan perekonomian China akan segera pulih, meningkatkan ekspektasi harga komoditas bisa kembali bangkit. Indikasinya, indeks manufaktur China di bulan Agustus 2013 meningkat ke level 51, dari bulan sebelumnya di angka 50,3. Apalagi, kinerja harga saham sektor komoditas di bulan Agustus lalu mulai mencetak kinerja positif. Catatan Infovesta Utama, saham sektor tambang mencetak return 11,46% dan saham sektor perkebunan mencetak kinerja 6,11%, selama Agustus 2013
Sementara, saham sektor lain mencatatkan kinerja negatif. Dua sektor yang memimpin koreksi terbesar di bulan lalu adalah saham sektor properti dan keuangan dengan return masing-masing minus 16,27% dan minus 15,26%. Namun, jika dilihat sejak awal tahun, indeks saham sektor tambang dan perkebunan masih merah. Head of National Sales PT Ciptadana Asset Management, Indrawan Rahardja bilang, sentimen negatif sudah keluar dari saham sektor komoditas. Maka itu, Ciptadana memperbanyak portofolio pada saham sektor ini. “Kami melihat sektor komoditas bisa dipertimbangkan. Sektor ini memang menurun, tapi sudah kian terbatas,” ujar dia, kemarin. Berdasarkan
fund fact sheet per 23 Agustus 2013, beberapa produk reksadana Ciptadana menempatkan bobot besar di sektor komoditas. Reksadana bertajuk Cipta Syariah Equity, semisal, mengalokasikan 39% portofolio pada saham sektor pertambangan, minyak dan gas. Selain itu, 11% aset dasar juga diparkirkan ke saham sektor pertanian. Data Infovesta menunjukkan, kinerja Cipta Syariah mencapai 5,23% untuk periode 28 Desember 2012-30 Agustus 2013. Kinerja ini berhasil melampaui kinerja acuannya yaitu Jakarta Islamic Index (JII) yang minus 3,73%. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menorehkan kinerja minus 2,82%. Beberapa saham pilihan Cipta Syariah Equity, antara lain PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Reksadana saham andalan Ciptadana lain adalah Rencana Cerdas. Produk ini membenamkan 21% aset dasar pada saham pertambangan, minyak dan gas. Sementara 4% portofolio dialokasikan pada sektor pertanian.
Per 20 Agustus 2013, produk ini mencetak return minus 10,12%. Saham yang masuk portofolio produk ini antara lain PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Sementara itu, PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) baru berencana masuk ke sektor ini. Direktur MMI, Wendy Isnandar mengatakan, sektor tambang diuntungkan dengan adanya pelemahan rupiah terhadap dollar AS. Perusahaan tambang seperti batubara mendapat keuntungan melalui pendapatan ekspor mereka. “Sehingga, kami akan review lagi sektor komoditas ini,” ungkap Wendy. Tapi, Direktur PT Infovesta Utama, Parto Kawito mengingatkan, meski gelagat ekonomi China membaik, tapi belum merefleksikan pulihnya sektor komoditas. “Hingga akhir tahun, sektor komoditas ini ini masih akan bearish,” tutur Parto. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini