JAKARTA. Manajer investasi masih enggan masuk surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara melalui pasar perdana atau private placement. Hanif Mantiq, Head of Investment BNI Asset Management mengaku, berencana memburu sukuk negara melalui lelang reguler yang digelar pemerintah. Aksi tersebut dilakukan untuk mengoleksi sukuk sebagai aset dasar reksadana anyar berbasis sukuk. Dia beralasan pembelian sukuk negara melalui pasar perdana membutuhkan dana besar. Padahal, produk kelolaannya merupakan reksadana terbuka atau openend dengan target dana kelolaan berkisar Rp 50 miliar. "Dana reksadana openend dari investor juga masuk secara bertahap, sedangkan apabila masuk ke pasar perdana membutuhkan dana ratusan miliar," tutur Hanif.
MI ogah beli sukuk melalui private placement
JAKARTA. Manajer investasi masih enggan masuk surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara melalui pasar perdana atau private placement. Hanif Mantiq, Head of Investment BNI Asset Management mengaku, berencana memburu sukuk negara melalui lelang reguler yang digelar pemerintah. Aksi tersebut dilakukan untuk mengoleksi sukuk sebagai aset dasar reksadana anyar berbasis sukuk. Dia beralasan pembelian sukuk negara melalui pasar perdana membutuhkan dana besar. Padahal, produk kelolaannya merupakan reksadana terbuka atau openend dengan target dana kelolaan berkisar Rp 50 miliar. "Dana reksadana openend dari investor juga masuk secara bertahap, sedangkan apabila masuk ke pasar perdana membutuhkan dana ratusan miliar," tutur Hanif.