Masyarakat makin sadar mengonsumsi makanan berbahan baku alami alias organik. Contoh, mi sayur organik. Selain menyehatkan tubuh, kandungan serat dan vitaminnya cukup tinggi. Permintaan pun melonjak. Produsen mi sayur organik bisa mengantongi omzet hingga Rp 65 juta per bulan.Muhamad Mahim senang bukan kepalang. Pemilik Green P di Magelang, Jawa Tengah ini mengungkapkan, produksi mi sayur organiknya meningkat pesat dalam dua tahun terakhir. Saban bulan, ia memasok 6.000 bungkus mi sayur ke sejumlah pasar di Jakarta.Tak hanya itu, secara rutin, setiap bulan, Mahim mengirim 5.000 bungkus lagi ke sebuah instansi di Jakarta. "Peningkatannya mencapai 50%," ungkapnya yang menjual sebungkus mi sayur organik dengan berat 100 gram seharga Rp 4.000 dan bobot 200 gram Rp 12.000.Banjir pesanan juga dialami Ageng Sulistiana, pemilik Indigo Sejahtera di Sidoarjo, Jawa Timur. Tiap hari, dia memproduksi mi sayur organik sebanyak 300 kilogram. Ia lantas melego mi sayur organik buatannya dengan harga Rp 4.700 per bungkus untuk berat 67 gram, Rp 7.000 (100 gram), Rp 13.400 (200 gram).Pasar mi sayur organik bikinan Ageng tidak hanya di seputaran Pulau Jawa saja, tapi juga sudah merambah ke Medan, Denpasar, Palangkaraya, dan Balikpapan. Saat ini, ia meraup omzet hingga Rp 65 juta per bulan.Ada banyak manfaat bagi pelahap mi sayur organik. Mi sayur dengan komposisi utama tomat dapat mengatasi gangguan pencernaan seperti perut kembung dan menambah nafsu makan. Manfaat lainnya, meningkatkan kesehatan mata dari kandungan wortel.Menurut Mahim dan Ageng, peluang usaha untuk mi sayur organik memang sedang terbuka lebar. Bahkan, bisnis ini bisa dijajal dalam skala kecil atau rumahan. Apalagi, bahan bakunya mudah didapat dan peralatan untuk membuatnya terbilang sederhana.Meski begitu, Mahim mengingatkan, memulai bisnis mi sayur organik tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. "Ketika memulai usaha ini, saya sempat kesulitan untuk mencetak bentuk mi sesuai dengan keinginan konsumen," kenang dia.Kendala lain datang saat proses pengemasan. Soalnya, "Mi sayur beda dengan mi instan, jadi pengemasannya juga harus terlihat alami, tidak perlu dicetak dengan stiker atau tinta berlebihan," tutur Mahim.Ageng menjelaskan, ada tujuh tahapan dalam proses pembuatan mi sayur organik. "Pertama-tama, mencampur sayuran yang telah dihancurkan hingga halus. Lalu, tambahkan bahan-bahan lain, seperti tepung terigu, garam dan air," paparnya.Tahap kedua, membikin lembaran, yakni adonan yang akan dibentuk seperti lembaran atawa sheeting. Ketiga, memotong lembaran menjadi bentuk yang lebih kecil dengan ukuran 1,2 hingga 3 milimeter. Tahap keempat adalah pengukusan. "Tahap kelima, pencetakan lembaran dan penimbangan," ujar Ageng. Terakhir, tahap keenam dan ketujuh yakni, pengeringan dengan oven dan pengemasan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mi organik, selain sehat juga menebalkan isi kantong
Masyarakat makin sadar mengonsumsi makanan berbahan baku alami alias organik. Contoh, mi sayur organik. Selain menyehatkan tubuh, kandungan serat dan vitaminnya cukup tinggi. Permintaan pun melonjak. Produsen mi sayur organik bisa mengantongi omzet hingga Rp 65 juta per bulan.Muhamad Mahim senang bukan kepalang. Pemilik Green P di Magelang, Jawa Tengah ini mengungkapkan, produksi mi sayur organiknya meningkat pesat dalam dua tahun terakhir. Saban bulan, ia memasok 6.000 bungkus mi sayur ke sejumlah pasar di Jakarta.Tak hanya itu, secara rutin, setiap bulan, Mahim mengirim 5.000 bungkus lagi ke sebuah instansi di Jakarta. "Peningkatannya mencapai 50%," ungkapnya yang menjual sebungkus mi sayur organik dengan berat 100 gram seharga Rp 4.000 dan bobot 200 gram Rp 12.000.Banjir pesanan juga dialami Ageng Sulistiana, pemilik Indigo Sejahtera di Sidoarjo, Jawa Timur. Tiap hari, dia memproduksi mi sayur organik sebanyak 300 kilogram. Ia lantas melego mi sayur organik buatannya dengan harga Rp 4.700 per bungkus untuk berat 67 gram, Rp 7.000 (100 gram), Rp 13.400 (200 gram).Pasar mi sayur organik bikinan Ageng tidak hanya di seputaran Pulau Jawa saja, tapi juga sudah merambah ke Medan, Denpasar, Palangkaraya, dan Balikpapan. Saat ini, ia meraup omzet hingga Rp 65 juta per bulan.Ada banyak manfaat bagi pelahap mi sayur organik. Mi sayur dengan komposisi utama tomat dapat mengatasi gangguan pencernaan seperti perut kembung dan menambah nafsu makan. Manfaat lainnya, meningkatkan kesehatan mata dari kandungan wortel.Menurut Mahim dan Ageng, peluang usaha untuk mi sayur organik memang sedang terbuka lebar. Bahkan, bisnis ini bisa dijajal dalam skala kecil atau rumahan. Apalagi, bahan bakunya mudah didapat dan peralatan untuk membuatnya terbilang sederhana.Meski begitu, Mahim mengingatkan, memulai bisnis mi sayur organik tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. "Ketika memulai usaha ini, saya sempat kesulitan untuk mencetak bentuk mi sesuai dengan keinginan konsumen," kenang dia.Kendala lain datang saat proses pengemasan. Soalnya, "Mi sayur beda dengan mi instan, jadi pengemasannya juga harus terlihat alami, tidak perlu dicetak dengan stiker atau tinta berlebihan," tutur Mahim.Ageng menjelaskan, ada tujuh tahapan dalam proses pembuatan mi sayur organik. "Pertama-tama, mencampur sayuran yang telah dihancurkan hingga halus. Lalu, tambahkan bahan-bahan lain, seperti tepung terigu, garam dan air," paparnya.Tahap kedua, membikin lembaran, yakni adonan yang akan dibentuk seperti lembaran atawa sheeting. Ketiga, memotong lembaran menjadi bentuk yang lebih kecil dengan ukuran 1,2 hingga 3 milimeter. Tahap keempat adalah pengukusan. "Tahap kelima, pencetakan lembaran dan penimbangan," ujar Ageng. Terakhir, tahap keenam dan ketujuh yakni, pengeringan dengan oven dan pengemasan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News