MI ramai terbitkan reksadana terproteksi



JAKARTA. PT Henan Putihrai Asset Management berencana menerbitkan dua produk reksadana terproteksi di tahun depan. Rencananya, kedua produk tersebut akan memutar aset dasar di surat utang negara SUN). Saat ini, Henan baru memiliki satu produk reksadana sejenis ini.

"Kami akan menggenjot reksadana terproteksi tahun depan mengingat kondisi pasar yang masih fluktuatif," kata Managing Director Henan Putihrai Salyadi Saputra, Jakarta, Senin (2/12).

Ia memperkirakan, produk baru tersebut bisa mendorong pertumbuhan dana kelolaan Henan Putihrai di tahun depan. Targetnya, Henan bisa menambah dana kelolaan sebanyak Rp 1,2 triliun hingga Rp 1,3 triliun dari penambahan dana investor. Hingga akhir tahun ini, Salyadi memperkirakan total dana yang Henan kelola bisa mencapai Rp 3 triliun.


Beberapa MI lain juga bakal menerbitkan reksadana serupa. Sebut saja PT Syailendra Capital. Perusahaan ini bakal menerbitkan produk tersebut di akhir tahun ini. Keterbukaan informasi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyebutkan, reksadana ini bernamaSyailendra Capital Protected Fund. Nantinya, produk ini menggunakan bank kustodian PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). "Reksadana tersebut menggunakan mata uang rupiah," kata Gusrinaldi Akhyar, Head of Central Depository Services Division KSEI, belum lama ini.

BNI Asset Management tidak ketinggalan. Anak usaha BNI Securities ini bakal meluncurkan lima produk reksadana terproteksi awal bulan ini. Kelima produk anyar ini ditargetkan bisa menggenggam dana kelolaan masing-masing Rp 100 miliar. "Dengan diterbitkannya lima produk itu, tahun ini kami menerbitkan total 19 produk baru reksadana terproteksi," kata Abdullah Umar Baswedan, Head of Investment BNI Asset Management. Hingga akhir tahun BNI Asset Management menargetkan bisa menumbuhkan dana kelolaan menjadi Rp 7 triliun hingga Rp 7,5 triliun.

PT Trimegah Asset Management dan PT Sucorinvest juga  meramaikan pasar reksadana dengan menerbitkan reksadana terproteksi di akhir tahun ini. Trimegah  bakal menerbitkan reksadana bernama TRAM terproteksi Prima XI. Direktur Trimegah Asset Management, Sjane Like Kaawoan pernah mengatakan, instrumen tersebut memiliki aset dasar ORI010. Sedangkan, bank kustodian yang digunakan adalah PT Bank Negara Indonesia (BNI). "Instrumen ini memberikan indikasi return 6,5% hingga 7,5% per tahun," kata Like.

Sementara, Sucorinvest meluncurkan dua reksadana terproteksi di  bulan lalu. Hingga akhir tahun, Sucorinvest menargetkan bisa menggenggam total dana kelolaan senilai Rp 3,5 triliun. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total dana kelolaan reksadana terproteksi hingga 15 November 2013 mencapai Rp 38,910 triliun. Adapun total produk mencapai 307 produk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini