Michelin Indonesia Naikkan Harga Jual Ban Akibat Biaya Produksi Meningkat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Michelin Group Indonesia, perusahaan produsen ban, mengakui jika pihaknya menaikkan harga jual ban per Agustus 2022.

Kartika Susanti, Head of Public Affairs, Michelin Group Indonesia lebih jauh menyatakan jika seluruh produk ban keluaran Michelin Group yang dijual di Indonesia mengalami kenaikan harga pada tahun ini akibat dari kenaikan harga bahan baku.

"Michelin memiliki beragam jenis ban yang dijual di Indonesia yang masuk dalam kategori TIER yang berbeda-beda. Misalnya, kami memiliki ban merek Michelin yang merupakan kategori ban TIER 1 atau kelas premium. Kami juga memiliki produk ban TIER 2 yaitu BFGoodrich serta ban kategori TIER 3 yaitu Achilles. Kenaikan harga masing-masing lini produk/TIER tentunya bervariasi karena masing-masing ban memiliki komposisi bahan baku yang juga berbeda sehingga kenaikan harga masing-masing juga berbeda," jelasnya saat menjelaskan mengenai kenaikan harga pada Kontan, Jumat (12/8).


Baca Juga: Penjualan Emiten Produsen Ban Kian Menggelinding

Kartika melanjutkan, kenaikan harga bukan disebabkan oleh kenaikan permintaan, justru permintaan diproyeksikan melemah karena kenaikan harga di berbagai sektor lain.

Menurut dia, kenaikan harga ban merupakan dampak dari kenaikan harga bahan baku yang merupakan imbas dari krisis geopolitik Rusia-Ukraina dan berbagai sangsi ekonomi yang diambil oleh negara-negara maju.

"Selain itu, kenaikan harga ini terjadi di saat biaya logistik juga masih tinggi sehingga semakin meningkatkan biaya produksi," tuturnya.

Mengenai proyeksi kinerja tahun 2022, Michelin Indonesia memproyeksikan untuk pasar domestik akan terjadi pelemahan atau penurunan penjualan. Hal ini pertama disebabkan karena imbas dari penyesuaian harga. 

Kedua, karena imbas kebijakan pembatasan impor yang kembali diterapkan oleh pemerintah pada tahun ini sehingga penjualan ban-ban premium Michelin yang belum dapat diproduksi di Indonesia akan berkurang.

Namun Michelin Group Indonesia masih sangat optimis bahwa masih akan membukukan kinerja positif karena pihaknya memproyeksikan peningkatan produksi ban mobil BFGoodrich dan Uniroyal mencapai 25% dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Pulihnya Industri Otomotif Mendorong Penjualan Ban Bridgestone Indonesia

"Tahun lalu, keseluruhan volume produksi tersebut akan diekspor, sedangkan secara nilai akan menyumbangkan lebih dari 75% pendapatan perusahaan," jelasnya.

Mengenai serapan capex, Michelin tidak dapat memberikan informasi tentang nilai dan serapan capex di perusahaan Michelin. Namun bisa sampaikan bahwa salah satu penyerapan capex untuk tahun ini untuk pembangunan proyek pengolahan air limbah di pabrik ban Michelin di Cikarang, Jawa Barat.

Proyek ini membangun sarana dan sistem pengolahan air limbah untuk semua jenis air yang dikonsumsi di lingkungan pabrik, baik untuk kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk produksi. Seluruh limbah air didaur ulang kembali sehingga menghasilkan air bersih yang dapat digunakan untuk operasional pabrik, dan bahkan bisa dikonsumsi sebagai air minum.

Air daur ulang ini digunakan kembali untuk berbagai kebutuhan pabrik. Pembangunan fasilitas ini sejalan dengan komitmen Michelin untuk menciptakan proses bisnis dan operasi yang lebih berkelanjutan. 

Pemrosesan air limbah dan penggunaan kembali dalam bentuk air daur ulang akan secara signifikan mengurangi volume konsumsi air tanah dan membuat pemanfaatan air lebih berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: Gajah Tunggal (GJTL) Pamerkan Beberapa Produk Ban di Ajang GIIAS 2022

"Proyek ini merupakan proyek jangka panjang di mana Michelin menargetkan dalam jangka waktu 5 tahun mendatang pabrik kami akan secara bertahap meningkatkan volume penggunaan air daur ulang dalam seluruh proses produksi dan operasional. Pada tahun pertama pengoperasian fasilitas daur ulang air ini, kami menargetkan tingkat penurunan konsumsi air sebesar 14%. Dalam waktu 5 tahun mendatang, kami menargetkan penggunaan 100% air daur ulang di pabrik Michelin untuk kebutuhan sehari-hari, operasional hingga produksi ban," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .