JAKARTA. Penerapan
branchless banking, atau layanan bank tanpa kantor, memang belum ada payung hukumnya. Namun, perusahaan
software sudah siap-siap menggarap bisnis ini. Mereka kini aktif mempromosikan produk ke industri perbankan. Sehingga, begitu Bank Indonesia merilis aturan main, mereka sudah punya pasar. Microsoft Indonesia termasuk yang aktif berpromosi. Perusahaan piranti lunak asal Amerika Serikat ini mengklaim sudah menghadirkan teknologi yang memungkinkan operasional bank tanpa kantor secara
real time. Bernard Saisse, Direktur Pemasaran dan Operasional Microsoft Indonesia, menjelaskan, pihaknya memberikan solusi bagi bank yang ingin melayani nasabahnya dengan efektif dan efisien. Terutama, pelayanan untuk masyarakat di daerah terpencil. Cara ini jauh lebih murah ketimbang bank membangun jaringan kantor hingga ke pelosok.
Tidak hanya itu, perbankan juga harus mampu memfasilitasi transaksi di mana saja dan kapan saja. "Ini membutuhkan
business intellegence tools untuk mengolah dan menganalisis data yang jumlahnya meningkat pesat. Nah, teknologi dan produk kami siap merealisasikan visi tersebut," katanya, Selasa (20/11). Teknologi yang dimaksud adalah SQL Server 2012. Microsoft memperkenalkan produk ini pada 7 Maret 2012. Fitur
database management system yang ada di teknologi ini memungkinkan perusahaan menganalisa data dalam jumlah yang sangat banyak. Pengembangan aplikasi berbasis Microsoft.NET dan SQL 2012 itu nantinya dapat diimplementasikan di seluruh institusi keuangan. Firdaus Zhan, Business Relationship Director Fiserv, Asia Pacific Bank Solutions, selaku operator yang mengaplikasikan teknologi Microsoft di perbankan, mengatakan software ini sudah diaplikasikan di Acleda Bank, Kamboja; dan ANZ Bank, Australia. Di kedua negara beda kultur itu, SQL Server 2012 sukses menjalankan konsep
branchless banking. Di Kamboja, tutur Firdaus, layanan dan jasa Acleda Bank ke nasabah sudah
mobile. Bahkan, nasabah tidak perlu gesek kartu untuk tarik tunai di mesin anjungan tunai mandiri. Mereka cukup menggunakan pin yang dikirim secara
mobile. "Ini sudah berjalan tiga tahun, dan terbukti efektif dan efisien, sampai mampu menambah jumlah nasabah bank 2 – 3 kali lipat lebih cepat," imbuh dia. Di Australia lebih canggih lagi. Nasabah ANZ Bank dapat mengintegrasikan akun mereka dengan akun di sosial media, seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, dan sebagainya. Nasabah dapat membayar tagihan melalui akun sosial media masing-masing. Lewat sistem ini, klaim Firdaus, biaya operasional bank bisa dihemat hingga 100%. Meisari Hidayati, Manajer Pemasaran Produk Microsoft Indonesia, mengatakan, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah menggunakan teknologi Microsoft untuk
core banking system. Namun, untuk teknologi pengolahan data, masih dalam penjajakan. Terkait izin dari BI, kata Meisari, merupakan urusan institusi keuangan, selaku pengguna. Pihaknya hanya menyediakan teknologi dan memastikan sistem tersebut aman diimplementasikan untuk pengolahan data. "Saya kira perizinan untuk mengoperasikan teknologi ini terletak di pihak bank dengan regulatornya," imbuh dia.
Catatan saja, Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI, sebelumnya mengatakan sudah membentuk tim untuk mengkaji konsep
branchless banking. Konsep ini mendukung program keuangan inklusif untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Layanan ini juga meningkatkan efisiensi, karena bank tidak perlu buka kantor cabang. Salah satu bank yang mulai menerapkan konsep ini adalah Bank Sinar Harapan Bali. Anak usaha Bank Mandiri ini menggandeng operator telekomunikasi Axis untuk menyediakan layanan bank berbasis nomor telepon genggam sekaligus nomor rekening nasabah. Seluruh transaksi tercatat otomatis di bank. Zulkifli Zaini, Direktur Utama Bank Mandiri, berharap perlu ada aturan yang jelas soal konsep
branchless banking. Karena, untuk pengembangan secara nasional, konsep ini memiliki sejumlah kendala. Antara lain, belum adanya
one single identity number untuk mempermudah proses mengetahui nasabah atau
know your customer Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: