KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Para peneliti Microsoft mengatakan pada Kamis (7/9), bahwa mereka menemukan dan menduga adanya jaringan akun media sosial palsu yang dikendalikan oleh China yang berusaha mempengaruhi pemilih Amerika Serikat (AS) dengan menggunakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Melansir Reuters, Kamis (7/9), Juru bicara kedutaan besar China di AS mengatakan bahwa tuduhan yang menyebut negaranya menggunakan AI untuk membuat akun media sosial palsu merupakan hal yang penuh dengan prasangka dan spekulasi jahat. Juru bicara kedutaan besar China di AS menegaskan bahwa China menganjurkan penggunaan AI yang aman.
Baca Juga: Inflasi AS Surut, Wall Street Menguat di Perdagangan Kamis (31/8) Dalam laporan penelitian baru, Microsoft mengatakan bahwa akun-akun media sosial tersebut merupakan bagian dari operasi informasi digital yang dicurigai dilakukan oleh China. Disebutkan kampanye akun-akun tersebut memiliki kemiripan dengan aktivitas yang telah dikaitkan oleh Departemen Kehakiman AS dengan sebutan kelompok elit di dalam Kementerian Keamanan Publik China. Adapun para peneliti tidak merinci platform media sosial mana yang terpengaruh, tetapi tangkapan layar dalam laporan mereka menunjukkan unggahan yang tampaknya berasal dari Facebook dan Twitter (X). Laporan tersebut juga menyoroti lingkungan media sosial yang penuh dengan ancaman saat warga Amerika Serikat bersiap untuk menyambut pemilihan presiden 2024. Sementara itu, Pemerintah AS menuduh Rusia telah mencampuri pemilu 2016 dengan kampanye media sosial terselubung. Mereka juga memperingatkan adanya upaya-upaya selanjutnya dari China, Rusia, dan Iran untuk memengaruhi para pemilih. Laporan tersebut memberikan contoh terbatas tentang aktivitas baru-baru ini dan tidak menjelaskan secara rinci bagaimana para peneliti mengaitkan unggahan-unggahan tersebut dengan China.
Microsoft menerangkan kampanye mulai menggunakan teknologi kecerdasan buatan generatif sekitar Maret 2023 untuk membuat konten bermuatan politik dalam bahasa Inggris dan meniru para pemilih AS. Adapun AI generatif dapat membuat gambar, teks, dan media lain.
Baca Juga: Wall St Kehilangan Tenaga karena Imbal Hasil US Treasury Naik, Nvidia Berbalik Arah Microsoft melaporkan konten baru yang ada dari akun-akun tersebut jauh lebih menarik perhatian dibandingkan visual yang digunakan dalam kampanye sebelumnya oleh oknum dari China. Sebelumnya, para peneliti menjelaskan China mengandalkan gambar digital, kolase foto, dan desain grafis manual lainnya. Juru bicara Microsoft mengatakan bahwa akun-akun yang teridentifikasi tersebut telah berusaha untuk terlihat seperti orang AS. Selain itu mencantumkan juga lokasi publik mereka di Amerika Serikat, memposting slogan-slogan politik Amerika, dan membagikan tagar yang berkaitan dengan isu-isu politik dalam negeri.
Editor: Herlina Kartika Dewi