Midi Utama (MIDI) Berniat Membuka 200 Gerai Alfamidi dan 250 Gerai Lawson di 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) diprediksi masih memiliki prospek yang positif hingga tahun depan. MIDI pun mengatakan optimistis dapat mencetak kinerja positif pada bisnis ritel di tahun 2024.

Dari sisi pendapatan, MIDI menargetkan pertumbuhan pendapatan konsolidasian sebesar 11%. Di mana, target SSSG untuk Alfamidi adalah naik 6%. Dari sisi pengembangan gerai, MIDI merencanakan untuk membuka 200 gerai baru Alfamidi di tahun depan. 

"Melalui perencanaan yang matang, MIDI berharap dapat menghadirkan layanan ritel berkualitas guna memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan yang terbaik kepada seluruh stakeholders," kata manajemen MIDI dalam siaran pers, Rabu (20/12).


Terkait format convenience store Lawson yang hampir 11 tahun stagnan, MIDI terus membuat strategi baru untuk tahun 2024 mendatang. Salah satunya, merencanakan untuk membuka 250 gerai baru Lawson yang terdiri dari 50 gerai format stand-alone dan 200 gerai format store-in-store

Baca Juga: Midi Utama Indonesia (MIDI) Anggarkan Capex Rp 1,4 Triliun pada Tahun 2024

Adapun terkait dengan belanja modal (capital expenditure), kebutuhan tahun depan diproyeksikan berkisar Rp 1,4 triliun, yang pendanaannya akan berasal dari internal kas MIDI dan dana dari hasil penerbitan saham baru (rights issue) tahun 2023.

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus memproyeksikan prospek MIDI ke depannya masih positif yang didorong oleh pengembangan jaringan bisnisnya.

"Tepat di tengah tahun pemilu nanti juga yang akan mendorong kenaikan daya beli dan konsumsi. Selain itu normalnya aktivitas juga mendorong kenaikan masyarakat untuk dapat berbelanja di toko offline," ungkap Nico saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (20/12).

Baca Juga: Midi Utama Indonesia (MIDI) Targetkan Pendapatan Konsolidasian Naik 11% di 2024

Nico bilang, meskipun tetap harus bertahap untuk menjaga keseimbangan dan menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan sehat, kehati-hatian dalam memilih gerai juga merupakan salah satu yang sangat penting untuk menentukan seberapa cepat setiap gerai itu dapat membukukan break even point (BEP), sehingga, menurutnya pemilihan lokasi akan memainkan peranan yang sangat penting. 

Adapun berkembangnya jaringan MIDI tentu dapat dimanfaatkan pula untuk akses logistik di masa yang akan datang, sehingga akan menambah pendapatan nantinya. Selain itu, sentimen positif yang akan mendorong kinerja MIDI yaitu daya beli dan konsumsi yang terjaga di tahun pemilu 2024.

"Tahun pemilu 2024 mendatang mendorong daya beli dan konsumsi, indeks keyakinan konsumen yang juga mengalami kenaikan memberikan indikasi positif prospek perekonomian, dan kenaikan UMR," tutur dia.

Baca Juga: Midi Utama Indonesia (MIDI) Optimistis Prospek Bisnis Ritel Positif di Tahun 2024

Namun, Nico juga menjelaskan adanya sentimen negatif. Menurutnya, sentimen negatif yang akan mempengaruhi kinerja MIDI seperti, tensi geopolitik yang tinggi sehingga menciptakan situasi dan kondisi yang belum kondusif sepenuhnya, tingginya tensi pemilu 2024, dan kenaikan Covid-19 yang membuat masyarakat akan menahan konsumsinya.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menilai, MIDI masih bisa mencatatkan pertumbuhan kinerja laporan keuangan pada tahun depan. "Terlebih adanya momentum pemilu yang diharapkan dapat mendorong konsumsi masyarakat middle low," kata Azis kepada Kontan.co.id, Rabu (20/12).

Menurutnya, perkembangan MIDI ini salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan diharapkan perkembangan tersebut dapat meningkatkan SSSG dari MIDI.

"Momentum pemilu bisa menjadi potensi peningkatan kinerja dari MIDI," lanjut dia. Dengan begitu, Azis merekomendasikan buy pada saham MIDI dengan target harga Rp 600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati