Migas dan batubara melemahkan Ancora



JAKARTA. PT Ancora Indonesia Resources Tbk memperkirakan pendapatan dari dua migas dan batubara, turun tahun ini. Pemicunya adalah harga jual minyak bumi dan batubara yang masih melemah.

Meski demikian target produksi 2015 masih tumbuh. Lini bisnis pertama, penyewaan rig untuk menambang minyak bumi dan gas (migas). Melalui anak perusahaannya PT Bormindo Nusantara, Ancora mengincar pendapatan US$ 50 juta dari bisnis ini. Sementara target laba sebelum dikurangi bunga, pajak, pengurangan dan amortisasi (EBITDA) sekitar US$ 12 juta - US$ 13 juta tahun ini. Namun, patut dicatat, target itu tak maksimal jika melihat utilisasi penyewaan rig Ancora.

Direktur Utama PT Ancora Indonesia Resources Tbk Rolaw P. Samosir bilang, dari total 16 rig yang dimiliki, tiga hingga empat rig tak terpakai alias menganggur. Penyebabnya adalah perusahaan migas mengerem ekspansi eksplorasi dan produksi. Di sisi lain, beberapa kontrak sudah jatuh tempo. "Kami masih berusaha mendapatkan kontrak baru ataupun mendapatkan perpanjangan kontrak," ujar Rolaw di Jakarta, Selasa (16/6).


Manajemen Ancora tak ingat nilai kontrak di tangan yang telah mereka genggam. Yang pasti, ConocoPhilips dan PT Pertamina adalah contoh penyewa rig mereka. Lini bisnis kedua, penjualan amonium nitrat, bahan peledak yang biasa dipakai untuk membuka areal tambang batubara.

Melalui anak perusahaannya PT Multi Nitrotama Kimia, Ancora menagetkan produksi dan penjualan 120.000 ton amonium nitrat, atau lebih tinggi dari realisasi tahun lalu 105.000 ton amonium nitrat. Kalau target pendapatannya US$ 130 juta. Namun pelemahan harga batubara juga membikin perusahaan tambang ogah-ogahan menambang.

Malah Rolaw bilang, beberapa klien perusahaan tambang batubara meminta penurunan harga jual amonium nitrat. Dus, Ancora memprediksi harga jual amonium nitrat mereka tahun ini menyusut dibandingkan dengan tahun lalu. Hingga Mei 2015, Ancora sudah menjual 50.000 ton amonium nitrat. Capaian itu tak optimal. "Kapasitas kami sebenarnya 10.000 ton - 12.000 ton per bulan, tapi tekanan harga membuat kami mengurangi produksi," jelas Rolaw.

Meski tak bisa menghindari tekanan pelemahan harga migas dan batubara, Ancora tetap berupaya meminimalisasi penurunan kinerja lebih dalam. Perusahaan berkode OKAS di Bursa Efek Indonesia itu akan meningkatkan efisiensi perusahaan.

Caranya dengan mendirikan cucu perusahaan di bidang logistik atau pengangkutan bahan kimia. Cucu perusahaan itu di bawah Multi Nitrotama. Jadi nanti cucu perusahaan tersebut akan menggantikan peran pihak ketiga yang mengangkut amonium nitrat. Dus, Ancora berharap bisa menekan biaya pengangkutan. "Juga akan lebih aman karena kami yang operasikan sendiri," tutur Rolaw.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan