Migas dan Minerba Tumbuh, Realisasi Investasi ESDM Capai US$ 30,3 Miliar di 2023



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan realisasi investasi pada 2023 mencapai US$ 30,3 miliar atau meningkat dari raihan tahun 2022 yang sebesar US$ 27 miliar. 

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, sektor minyak dan gas bumi (migas) mendominasi raihan investasi pada tahun 2023. Di sisi lain, sektor mineral dan batubara juga mengalami pertumbuhan yang cukup baik. 

"Kalau lihat tren ini, kita sebetulnya punya tren cukup baik ditahun 2018-2019. Kemudian di 2020 ada Covid-19 dan mulai pemulihan di 2021 dan 2022, kemudian lonjakan di 2023," ungkap Arifin dalam Konferensi Pers Capaian Sektor ESDM 2023 dan Program Kerja 2024, Senin (15/1). 


Merujuk data Kementerian ESDM, realisasi investasi sektor ESDM pada 2023 yang mencapai US$ 30,3 miliar terdiri dari sektor migas sebesar US$ 15,6 miliar, sektor minerba sebesar US$ 7,46 miliar, sektor ketenagalistrikan sebesar US$ 5,8 miliar dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) sebesar US$ 1,5 miliar. 

Baca Juga: Begini Strategi Sektor Hulu Migas untuk Mengatasi Surplus Gas di Jawa Timur

Jika dirinci, realisasi investasi sektor ESDM pada 2018 mencapai US$ 31,6 miliar, lalu turun menjadi US$ 30,6 miliar pada 2019, kemudian akibat Pandemi Covid-19, investasi pada 2020 menjadi US$ 26,3 miliar dan meningkat menjadi US$ 27,5 miliar pada 2021. Selanjutnya, investasi sektor ESDM mencapai US$ 27 miliar pada 2022 dan pada tahun 2023 lalu sebesar US$ 30,3 miliar.

Arifin menambahkan, kinerja positif juga dicatatkan untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang pada tahun 2023 mencapai Rp 300,3 triliun atau mencapai 116% dari target yang ditetapkan sebesar Rp 259,2 triliun.

Jika dirinci, sektor minerba menyumbang Rp 173 triliun, kemudian sektor migas sebesar Rp 117 triliun. sektor EBTKE sebesar Rp 3,1 triliun dan sektor lainnya sebesar Rp 7,3 triliun.

Arifin menjelaskan, pada tahun 2024 pemerintah menargetkan investasi mencapai US$ 28,2 miliar dan PNBP mencapai Rp 227,3 triliun.

"Kita juga mengantisipasi kondisi global yang menyebabkan tertekannya komoditas ESDM. Tentu saja kita berupaya untuk meningkatkan tapi tidak memberatkan pelaku ekonomi yang mendorong pertumbuhan ekonomi kita," pungkas Arifin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari