Migas lesu, PKPK cuma incar pendapatan Rp 10 M



JAKARTA. Bisnis PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) yang bergerak di industri konstruksi migas diproyeksi masih berjalan lesu pada tahun ini. Kondisi ini sejalan dengan industri sektor hulu migas yang juga belum bergairah. Maka tidak heran jika perusahaan dengan kode emiten PKPK ini menurunkan target pendapatan sepanjang tahun 2017. Pada akhir tahun lalu, perseroan menargetkan pendapatan tahun 2017 bisa mencapai sekitar Rp 50 miliar. Untung Haryono, Direktur Administrasi dan Keuangan bilang perubahan target tersebut lantaran bisnis industri jasa konstruksi yang tiarap karena belum ada proyek-proyek migas yang baru. "Jasa konstruksi tahun ini agak mundur karena semester I-2017 ini belum ada. Sebelumnya sudah lolos kualifikasi beberapa tender tapi proyeknya pending, mungkin karena industrinya juga masih agak berat, belum fully recovered sektornya," ujar Untung, Rabu (12/7). PKPK pun akhirnya belum mendapatkan satu kontrak baru pun sepanjang semester I-2017. Padahal sebelumnya PKPK menargetkan bisa mengantongi kontrak baru tahun ini sebanyak Rp 100 miliar. Target kontrak tersebut di pantok lantaran adanya rencana tender proyek migas Vico pada tahun ini yang bernilai Rp 40 miliar. Namun sayangnya tender proyek migas Vico justru dibatalkan. "Seperti VICO itu, tahun lalu kan mereka ada rencana, tapi bloknya dialihkan ke Pertamina," kata Untung pada Rabu (12/7). Sehingga PKPK pun terpaksa membidik proyek-proyek migas lain yang nilainya lebih kecil. Selain itu, PKPK juga berusaha mendapatkan kontrak baru dari sejumlah proyek konstruksi Pelindo yang berada di beberapa daerah di Indonesia. Diharapkan dari sejumlah tender yang diikuti PKPK nantinya akan ada kontrak baru yang akan ditandatangani di paruh kedua tahun ini. "Semester II ini mudah-mudahan ada satu atau dua kontrak yang didapat, mudah-mudahan nilainya lumayan tapi tidak sampai Rp 50 miliar," kata Untung. Dengan nilai kurang dari Rp 50 miliar, Untung pun memproyeksikan pendapatan PKPK sepanjang tahun 2017 hanya akan sekitar Rp 10 miliar. Pendapatan tersebut sudah termasuk dari kontrak yang tengah berjalan saat ini yang berasal dari Total EP Indonesie dan Santos. Sepanjang kuartal I-2017, PKPK sudah mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,99 miliar. Rugi bersih tahun berjalan tercatat masih mencapai Rp 2,83 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan