Migas masih lemah, Benakat optimalkan batubara



Jakarta. PT Benakat Integra Tbk terpaksa mengutak-atik target produksinya. Lantaran belum bisa tancap gas di bisnis minyak dan gas (migas), mereka mengalihkan perhatian utama ke bisnis pertambangan batubara.

Benakat Integra menaikkan target bisnis anak perusahaan yang bergerak di bidang jasa infrastruktur pertambangan batubara, yakni PT Astrindo Mahakarya Indonesia. Target produksi batubara Astrindo Mahakarya tahun ini 96 juta ton batubara. Target tersebut 37,14% lebih tinggi ketimbang realisasi produksi tahun lalu, sebesar 70 juta ton batubara.

Benakat Integra melihat, ada potensi pertumbuhan bisnis jasa pertambangan pada paruh kedua tahun ini. "Semoga semester II ini lebih baik. Kami saat ini masih kuat ke infrastruktur batubara setelah kami akuisisi Astrindo Mahakarya. Soal PLTU, kan, juga ada infrastrukturnya, jadi kami bisa juga kembangkan di situ," kata Remanja Dyah Intansuri, Sekretaris Perusahaan Benakat Integra, kepada KONTAN, Rabu (10/8).


Aksi sebaliknya terjadi pada bisnis migas. Benakat Integra justru memangkas target volume produksi minyak lewat anak perusahaan bernama PT Benakat Oil. Tahun lalu anak perusahaan tersebut mampu memproduksi 1.877 barel minyak per hari (bph). Namun target tahun ini adalah 1.625 bph saja.

Penetapan target volume produksi lebih rendah itu juga berkaca pada realisasi kinerja semester I 2016. Pada paruh pertama kemarin, Benakat Integra belum menjual minyak mentah setetes pun. Padahal pada semester I 2015, perusahaan tersebut mencatatkan penjualan minyak mentah US$ 6,18 juta.

Dus, Benakat Integra hanya mengantongi pendapatan dari bisnis pertambangan dan jasa sewa. Pendapatan dari bisnis pertambangan US$ 365.952 sedangkan bisnis jasa sewa US$ 111.208.

Manajemen Benakat Integra menyatakan, sejauh ini mereka hanya menjual minyak ke PT Pertamina EP. Klien tunggal dalam bisnis migas tersebut tak ayal membikin Benakat Integra tak bisa lincah menggenjot pendapatan.

Kondisi tersebut berbeda dengan bisnis jasa pertambangan. "Kalau batubara baru dapat dua kontrak saja. Kami melihat masih ada potensi penambahan tapi belum bisa dipublikasikan," ungkap Remanja.

Lewat strategi mengalihkan fokus utama ke bisnis pertambangan batubara, Benakat Integra berharap bisa memperbaiki kinerja. Tak cuma mengerek nilai pendapatan,  perusahaan berkode BIPI di Bursa Efek Indonesia itu berharap mulai mengantongi laba.

Perlu diketahui, per 30 Juni 2016, mereka masih mencatatkan rugi bersih US$ 4,4 juta. Sementara pendapatan hanya tercatat US$ 477.160.

Oleh karena itu, Benakat Integra juga akan melengkapi strategi efisiensi pengeluaran. Untuk sementara, mereka juga mengurungkan rencana menggarap proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 35 MW yang sempat tercetus.

"PLTU masih dalam penjajakan, cukup sulit untuk mendapatkan kontrak strategis untuk menambah support dari sisi perusahaan," aku Remanja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto