Migrasi elpiji 12 kg ke 3 kg tak bisa dihindari



JAKARTA. PT Pertamina telah menaikan harga jual gas elpiji (LPG) 12 kilogram. Kenaikan harga itu dikhawatirkan bakal membuat migrasi alias perpindahan pengguna 12 kg ke elpiji bersubsidi 3 kg.

Kenaikan harga akan membuat disparitas harga antara 2 produk tersebut semakin lebar. Bahkan, dibeberapa tempat rencana kenaikan harga ini sudah membuat harga elpiji 12 kg membumbung tinggi.

Di tingkat rumah tangga pengguna di wilayah Ciputat, Tangerang Selatan, harga elpiji 12 kg saat ini sudah mencapai lebih dari Rp 155.000 per tabung. Harga itu naik Rp 25.000 dari harga satu bulan lalu yang sebesar Rp 130.000 per tabung. Sementara harga elpiji 3 kg di tingkat eceran saat ini sebesar Rp 17.000-Rp 20.000 per tabung. 


Menurut Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Sofyan Djalil, pemerintah tidak bisa mencegah migrasi yang kemungkinan terjadi. Walaupun elpiji 3 kg, disediakan untuk masyarakat miskin karena masih mendapatkan subsidi dari pemerintah. 

Berbeda dengan LPG jenis 12 kg yang tidak mendapatkan subsidi sehingga harganya disesuaikan dengan nilai keekonomisannya. Menurut Sofyan, harga jual elpiji 3 kg untuk saat ini belum bisa disesuaikan. Ke depan, Sofyan berharap sistem distribusi gas kepada masyarakat bisa diperbaiki. Agar masyarakat miskin bisa benar-benar menerima elpiji sesuai haknya.

Pemerintah, menurut Sofyan juga akan mendorong pembangunan infrastruktur pipa gas rumah tangga. Untuk merealisasikan hal itu, pemerintah akan mendorong Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk menyiapkannya. Selain kedua perusahaan plat merah itu, pemerintah juga mendorong keterlibatan pemerintah daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa