JAKARTA. Meski proses kongsi dengan PT Bakrie Telecom Tbk pada frekuensi 800 megahertz (MHz) belum rampung, PT Smartfren Telecom Tbk sudah bersiap menata ulang frekuensinya. Perusahaan itu ingin memindahkan frekuensinya dari 1,9 gigahertz (GHz) ke 2,3 GHz. Di frekuensi 2,3 GHz nanti, perusahaan itu ingin menggelar teknologi time division long term evolution (TDD-LTE). Lantas, di frekuensi 800 MHz, Smartfren bakal memasang teknologi fixed division duplex LTE (FDD- LTE). Meski batas waktu menuntaskan peralihan frekuensi itu hingga 2016, Smartfren berniat merampung rencana itu tahun depan. "Di frekuensi baru ini kami siap komersialisasi pertengahan tahun depan," ungkap Deputy Chief Executive Officer Commercial Smartfren Telecom Djoko Tata Ibrahim, Kamis (25/9).
Migrasi frekuensi, Smartfren butuh Rp 9 triliun
JAKARTA. Meski proses kongsi dengan PT Bakrie Telecom Tbk pada frekuensi 800 megahertz (MHz) belum rampung, PT Smartfren Telecom Tbk sudah bersiap menata ulang frekuensinya. Perusahaan itu ingin memindahkan frekuensinya dari 1,9 gigahertz (GHz) ke 2,3 GHz. Di frekuensi 2,3 GHz nanti, perusahaan itu ingin menggelar teknologi time division long term evolution (TDD-LTE). Lantas, di frekuensi 800 MHz, Smartfren bakal memasang teknologi fixed division duplex LTE (FDD- LTE). Meski batas waktu menuntaskan peralihan frekuensi itu hingga 2016, Smartfren berniat merampung rencana itu tahun depan. "Di frekuensi baru ini kami siap komersialisasi pertengahan tahun depan," ungkap Deputy Chief Executive Officer Commercial Smartfren Telecom Djoko Tata Ibrahim, Kamis (25/9).