JAKARTA. Keamanan nasabah perbankan lagi-lagi menjadi taruhan. Upaya Bank Indonesia (BI) meningkatkan keamanan pengunaan kartu ATM/debit lewat penerapan teknologi cip belum direspon serius oleh bank. Ronald Waas, Deputi Gubernur BI menyatakan, pihaknya terus mengevaluasi implementasi migrasi kartu ATM/debit dari teknologi pita magnetik ke cip. "BI terus evaluasi dan diskusi bersama-sama industri. Kami pantau kesiapan mereka," ujar dia saat disambangi KONTAN di Gedung BI, Senin (2/2). Ronald bilang, jumlah kartu ATM/debit menjadi salah satu alasan bank lambat memproses migrasi kartu lamban. Sebagai gambaran, jumlah kartu ATM/debit yang beredar mencapai 105 juta di akhir tahun lalu. Bank juga harus meng-update teknologi sebanyak 870.000 mesin gesek (EDC) dan 90.000 mesin anjungan tunai mandiri (ATM) agar dapat membaca kartu ATM/debit berbasis cip.
Migrasi kartu ATM ke cip masih lamban
JAKARTA. Keamanan nasabah perbankan lagi-lagi menjadi taruhan. Upaya Bank Indonesia (BI) meningkatkan keamanan pengunaan kartu ATM/debit lewat penerapan teknologi cip belum direspon serius oleh bank. Ronald Waas, Deputi Gubernur BI menyatakan, pihaknya terus mengevaluasi implementasi migrasi kartu ATM/debit dari teknologi pita magnetik ke cip. "BI terus evaluasi dan diskusi bersama-sama industri. Kami pantau kesiapan mereka," ujar dia saat disambangi KONTAN di Gedung BI, Senin (2/2). Ronald bilang, jumlah kartu ATM/debit menjadi salah satu alasan bank lambat memproses migrasi kartu lamban. Sebagai gambaran, jumlah kartu ATM/debit yang beredar mencapai 105 juta di akhir tahun lalu. Bank juga harus meng-update teknologi sebanyak 870.000 mesin gesek (EDC) dan 90.000 mesin anjungan tunai mandiri (ATM) agar dapat membaca kartu ATM/debit berbasis cip.