Mike Pence siap tuntaskan Natuna



JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap, proyek Blok East Natuna yang hingga kini masih terkatung-katung bisa cepat kelar. Rencana kedatangan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence hari ini (20/4) bisa membawa angin segar bagi kelanjutan megaproyek itu.

Maklum, kedatangan Pence digadang-gadang membawa efek positif bagi sejumlah proyek migas yang ada di Indonesia. Terutama yang melibatkan perusahaan migas asal Paman Sam. Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menyebutkan, bakal ada pembicaraan terkait investasi AS di sektor energi terutama East Natuna. "Natuna ada good news dalam bulan ini, Pence akan ke sini, " kata Arcandra Selasa (18/4) malam.

Kabar baik itu terkait masalah hak kelola Blok East Natuna yang bakal segera dituntaskan dalam jangka waktu satu bulan ke depan. Menurut Arcandra, Pence berjanji, setelah pertemuan, akan mengirim surat resmi dalam satu bulan ke depan untuk menyelesaikan persoalan hak kelola blok migas tersebut.


Ia juga berharap, surat dari Pemerintah AS ini bisa memberi penjelasaan soal status pengelolaan blok tersebut. Pasalnya selama ini hak kelola blok Mahakam tersebut masih belum jelas. "Selama ini siapa sih, yang berhak mengembangkan Blok Natuna," tukas Arcandra.

Memang saat ini PT Pertamina masih menjadi pemimpin konsorsium Blok East Natuna. Tapi keputusan tersebut berdasarkan keputusan dari pemerintah.

Sementara jika melihat kontrak kerjasama yang lama tatkala blok migas ini bernama Natuna D Alpha, ExxonMobil masih tercatat sebagai operator blok migas itu. "(Yang menyebutkan Pertamina kepala konsorsium) surat dari kami, tapi ExxonMobil masih melihat ada kontrak lama yang belum clear," tuturnya.

Nah, Arcandra mengharapkan, kedatangan Pence bisa membuat persoalan di blok Natuna yang masih abu-abu ini bisa segera cepat menjadi hitam putih alias jelas persoalannya. "Semoga saja bisa terselesaikan," harapnya.

Sayang, Arcandra masih belum bersedia menjelaskan apakah bila persoalan di blok tersebut segera dituntaskan bisa menyebabkan kontrak kerjasama di blok tersebut segera diteken. Maklum, penandatangan kontrak blok tersebut terus molor.

Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, menyambut, positif bila kedatangan Mike Pence membawa kabar baik bagi kejelasan kontrak blok East Natuna. "Ini indikasi bagus, supaya segera ada aktivitas di perbatasan," katanya ke KONTAN, Rabu (19/4).

Asal tahu saja, sejatinya pemerintah menargetkan kontrak blok East Natuna bisa diteken ahun lalu. Tapi rencana ini molor menjadi pertengahan Januari 2017 kemarin.

Target tersebut kembali mundur karena konsorsium di blok East Natuna, terdiri dari PT Pertamina, ExxonMobil, dan PTT Thailand terlebih dahulu ingin menunggu hasil dari review pasar dan teknologi atau techonology and market review (TMR) blok tersebut.

Target TMR selesai akhir tahun 2017. Dengan begitu diharapkan kontrak kerjasama East Natuna bisa ditandatangani akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia