KONTAN.CO.ID - WELLINGTON. Wabah Covid-19 pertama di Mikronesia melonjak dalam satu minggu terakhir menjadi lebih dari 1.000 kasus pada Selasa (26/7), menyebabkan kekhawatiran di negara kepulauan Pasifik itu.

Pekan lalu, Mikronesia kemungkinan menjadi negara terakhir di dunia dengan populasi lebih dari 100.000 yang mengalami wabah Covid-19, setelah menghindarinya selama dua setengah tahun berkat isolasi geografis dan kontrol perbatasan.

Pejabat kesehatan Mikronesia mengatakan, kasus meningkat pesat, melaporkan 140 infeksi baru pada Senin (25/7), sehingga total menjadi 1.261, termasuk beberapa kasus di perbatasan sebelum wabah merebak.

Delapan orang menjalani perawatan di rumahsakit dan seorang pria tua meninggal akibat Covid-19, menurut para pejabat kesehatan Mikronesia, seperti dikutip Channel News Asia.

Baca Juga: Kasus Omicron di Australia Melonjak, Jumlah Kematian meningkat

Banyak anggota parlemen dan pejabat senior Mikronesia tertular Covid-19, termasuk Wakil Presiden Yosiwo George, yang dirawat di rumahsakit, para pejabat kesehatan mengatakan. Tapi, kondisi Wakil Presiden membaik.

Camille Movick, yang keluarganya memiliki Fusion Restaurant di Negara Bagian Pohnpei, mengungkapkan kepada The Associated Press, banyak orang mem-posting di Facebook meminta, misalnya, agar orang lain menjauh dari rumah mereka.

"Awalnya ada sedikit kepanikan dan kekhawatiran dengan banyak orang berkerumun," katanya, seperti dilansir Channel News Asia.

Menurut Movick, pihak berwenang telah mengeluarkan arahan bahwa semua orang harus memakai masker bahkan di luar ruangan, dan penduduk bisa kena denda US$ 1.000 jika tidak mematuhinya.

Baca Juga: Joe Biden Terpapar Omicron BA.5, Ini Gejala Covid-19 yang Presiden AS Alami

Tahun lalu, Mikronesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang memberlakukan mandat luas yang mewajibkan semua warga negara yang memenuhi syarat untuk divaksinasi Covid-19.

Pemerintah mengancam akan menahan dana federal dari individu atau pemilik bisnis yang tidak mengikuti aturan. Pejabat kesehatan mengatakan minggu ini, sebanyak 75% penduduk berusia 5 tahun ke atas telah divaksinasi lengkap.

"Kami berharap, semuanya segera kembali normal. Sama seperti di negara lain, seiring waktu, mereka telah mengatasinya, dan mencabut pembatasan," ujar Movick.

Editor: S.S. Kurniawan