KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi, milenial semakin gemar menempatkan dananya di pasar modal. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jumlah milenial berusia di bawah 30 tahun menyumbang 54,8% dari total 3,88 juta investor pasar modal pada akhir 2020. Jumlah investor tahun lalu meningkat 56,45% dibandingkan 2019 sebanyak 2,48 juta investor. Marsya Nabila, salah satu milenial yang tinggal di Jakarta mengakui mengalokasikan 30% hingga 50% pemasukan untuk investasi. Dia memilih emas, peer to peer (P2P) lending hingga reksadana untuk mengembangkan uangnya. “Kebutuhan untuk penunjang kerja, bayar utang, sudah dilakukan sejak awal gajian. Kira-kira, sisa 25% dari pemasukan ditaruh di bank buat kebutuhan harian dan top up saldo uang elektronik,” ujar karyawan swasta itu kepada Kontan.co.id pada Jumat (9/4).
Milenial dominasi investor pasar modal, apakah produk perbankan ditinggalkan?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi, milenial semakin gemar menempatkan dananya di pasar modal. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jumlah milenial berusia di bawah 30 tahun menyumbang 54,8% dari total 3,88 juta investor pasar modal pada akhir 2020. Jumlah investor tahun lalu meningkat 56,45% dibandingkan 2019 sebanyak 2,48 juta investor. Marsya Nabila, salah satu milenial yang tinggal di Jakarta mengakui mengalokasikan 30% hingga 50% pemasukan untuk investasi. Dia memilih emas, peer to peer (P2P) lending hingga reksadana untuk mengembangkan uangnya. “Kebutuhan untuk penunjang kerja, bayar utang, sudah dilakukan sejak awal gajian. Kira-kira, sisa 25% dari pemasukan ditaruh di bank buat kebutuhan harian dan top up saldo uang elektronik,” ujar karyawan swasta itu kepada Kontan.co.id pada Jumat (9/4).