Miliarder China Li Shufu Mengincar Saham Aston Martin Lebih Besar



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Miliarder China sekaligus pemilik Zhejiang Geely Holding Group Co Li Shufu sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan kepemilikan saham di Aston Martin Lagonda Global Holdings Plc. Tujuannya untuk mendorong kolaborasi Aston Martin dengan Geely.

Mengutip Bloomberg, Kamis (20/10), melalui Geely, Li telah mengakuisisi 7,6% saham Aston Martin pada bulan lalu dan tertarik untuk meningkatkan kepemilikan saham itu mendekati 10% di masa depan. Langkah seperti itu dapat membuka jalan untuk lebih banyak berbagi teknologi dan pengetahuan elektrifikasi.

Hanya saja, setiap upaya untuk mendapatkan terlalu banyak kendali dapat mendapat tentangan dari pemegang saham yang ada termasuk Dana Investasi Publik Arab Saudi dan miliarder Kanada Lawrence Stroll.


“Geely saat ini tidak memiliki rencana untuk meningkatkan sahamnya di Aston Martin," sebut Aston Martin dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Perusahaan Otomotif China Geely Membeli 7,6% Saham Aston Martin

Pernah disebut-sebut sebagai rekan Ferrari NV, Aston Martin telah mengalami sejumlah kemunduran sejak penawaran umum perdana pada tahun 2018. Dengan berkurangnya uang tunai dan meningkatnya utang, pabrikan mencari penyelamatan pada tahun 2020 dari Stroll, yang menyuntikkan uang tunai dan menjalin hubungan lebih dekat dengan Mercedes-Benz Grup AG.

Pada saat investasi di 30 September, Geely melihat peluang potensial untuk berkolaborasi dengan Aston Martin. Sebuah langkah pada pabrikan yang identik dengan film James Bond itu dapat memicu Geely berusaha untuk memanfaatkan daya tarik merek Aston Martin  dan memperluas ke pasar baru.

Geely juga mengambil alih pembuat roadster Inggris Lotus pada 2017. Awal tahun ini, Lotus meluncurkan SUV listrik yang akan dibangun di China dan mempelopori model yang lebih luas. lineup dengan rencana untuk meningkatkan produksi menjadi 150.000 mobil, naik dari kurang dari 2.000.

Pada bulan Juli, Aston Martin menolak proposal oleh Geely dan Investindustrial untuk investasi ekuitas sebanyak £1,3 miliar (US$1,5 miliar). Sejak itu, saham Aston Martin telah merosot hampir 40%.

“Aston Martin adalah merek teratas yang strategis dan Geely harus dapat memanfaatkan hubungan tersebut untuk lebih menembus Eropa atau memanfaatkan teknologinya,” ujar Kelvin Lau, seorang analis di Daiwa Capital Markets.

Baca Juga: Saham Sektor Properti China Menguat Terlecut Seruan Regulator Keuangan

Editor: Khomarul Hidayat