KONTAN.CO.ID - Barry Sternlicht, miliarder sekalgus Chairman Starwood Capital Group, menyebutkan, Bitcoin merupakan lindung nilai yang hebat dan harga bisa menyentuh US$ 1 juta.

"Kita hidup di dunia di mana pemerintah hanya mencetak uang, dan mencetak uang, dan mencetak uang, dan mencetak uang, dan tampaknya tidak memiliki konsekuensi apa pun,” katanya, seperti dikutip Bitcoin.com.

"Satu-satunya hal yang tidak dapat mereka (pemerintah) hasilkan lebih banyak adalah Bitcoin," ujar dia yang memiliki kekayaan bersih US$ 4,2 miliar, menurut Forbes.

Memang, Sternlicht mengakui, harga Bitcoin akan turun seiring kejatuhan pasar saham. Tapi, “Itu akan berbalik,” tegasnya.

"Itu (harga Bitcoin) akan menjadi US$ 1 juta per koin. Itu bisa terjadi karena semua orang, bukan investor AS saja, di seluruh dunia akan melihat satu hal yang tidak bisa mereka hasilkan lebih banyak dan itu adalah Bitcoin," kata dia.

Baca Juga: Bitcoin hingga Dogecoin merah, harga mata uang kripto ini melesat 30% lebih

“Tidak ada fungsi selain penyimpan nilai sehingga memiliki sedikit investasi dalam Bitcoin, saya pikir, mungkin menjadi lindung nilai kecil yang cerdas dalam hidup Anda karena kertas Anda akan menjadi tidak berharga, sayangnya,” Sternlicht memperingatkan. 

Semakin banyak miliarder menggunakan Bitcoin untuk melakukan lindung nilai terhadap inflasi.

Manajer dana lindung nilai terkenal Paul Tudor Jones mengatakan pada Oktober lalu, dia lebih suka Bitcoin dibanding emas. 

Orlando Bravo, miliarder yang ikut mendirikan perusahaan ekuitas Thoma Bravo, mengungkapkan pada September lalu, ia sangat optimistis tentang Bitcoin, memperkirakan harganya bakal naik “secara signifikan”.

Pekan lalu, miliarder asal Meksiko, Ricardo Salinas Pliego menyatakan, AS “tampak semakin mirip dengan negara dunia ketiga lainnya yang tidak bertanggungjawab”. 

Salinas men-tweet grafik mingguan dari total nilai aset bank sentral AS, Federal Reserve (dikurangi eliminasi dari konsolidasi): “Wow, lihat skala penciptaan uang palsu. Beli Bitcoin sekarang juga”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan