KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mark Cuban, sebelum dikenal sebagai investor di “Shark Tank,” pemilik tim NBA Dallas Mavericks, dan salah satu orang terkaya di dunia, memulai perjalanan suksesnya dari langkah-langkah yang sederhana dan terkadang kontroversial. Untuk membiayai tahun ketiga kuliahnya di Indiana University pada awal 1980-an, Cuban memulai sebuah skema yang ia sebut sebagai "scam" atau penipuan. Dalam sebuah podcast “Life in Seven Songs,” ia bercerita bahwa ia menjalankan semacam "chain letter," di mana seseorang memberinya US$100 dan dia mengambil US$50 dari itu. Sisanya dikirim ke orang di puncak daftar, dan nama yang baru masuk akan bergerak naik di dalam daftar seiring berkembangnya skema tersebut.
Miliarder Mark Cuban Pernah Menjalankan Skema Ponzi untuk Membayar Biaya Kuliahnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mark Cuban, sebelum dikenal sebagai investor di “Shark Tank,” pemilik tim NBA Dallas Mavericks, dan salah satu orang terkaya di dunia, memulai perjalanan suksesnya dari langkah-langkah yang sederhana dan terkadang kontroversial. Untuk membiayai tahun ketiga kuliahnya di Indiana University pada awal 1980-an, Cuban memulai sebuah skema yang ia sebut sebagai "scam" atau penipuan. Dalam sebuah podcast “Life in Seven Songs,” ia bercerita bahwa ia menjalankan semacam "chain letter," di mana seseorang memberinya US$100 dan dia mengambil US$50 dari itu. Sisanya dikirim ke orang di puncak daftar, dan nama yang baru masuk akan bergerak naik di dalam daftar seiring berkembangnya skema tersebut.