Miliarder Pangeran Alwaleed masih bernegosiasi dengan pemerintah Arab



KONTAN.CO.ID - RIYADH. Miliarder Arab Saudi Pangeran Alwaleed bin Talal, yang ditahan selama lebih dari dua bulan dalam sebuah aksi anti-korupsi, tengah menegosiasikan kemungkinan penyelesaian dengan pihak berwenang Arab Saudi. Namun, menurut pejabat senior Arab Saudi, sejauh ini Alwaleed belum menyetujui persyaratan yang diajukan.

Pangeran Alwaleed, yang kekayaan bersihnya diperkirakan oleh majalah Forbes senilai US$ 17 miliar, adalah direktur dan pemilik perusahaan investasi internasional Kingdom Holding, sekaligus merupakan salah satu pengusaha paling terkemuka di negara itu.

"Dia menawarkan angka tertentu tapi tidak memenuhi angka yang dibutuhkan darinya, dan sampai hari ini jaksa agung belum menyetujuinya," kata pejabat yang tidak mau namanya disebut.


Seorang sumber kedua yang mengetahui kasus Pangeran Alwaleed mengatakan kepada Reuters pada Sabtu (13/1), dia telah menawarkan untuk memberikan "sumbangan" kepada pemerintah Saudi, yang akan membuatnya terhindar dari kesalahan apapun, dan menawarkan aset yang dipilihnya sendiri. Namun pemerintah menolak persyaratan tersebut.

Sejak awal November, Pangeran Alwaleed telah ditahan bersama dengan puluhan anggota elit politik dan pebisnis Arab Saudi lainnya. Mereka ditahan dalam hotel mewah Ritz Carlton di Riyadh saat pihak berwenang berusaha mencapai kesepakatan dengan para tahanan.

Pejabat Saudi mengatakan, mereka menargetkan untuk mendapatkan kembali dana sejumlah US$ 100 miliar yang merupakan hak negara. Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang melancarkan tindakan keras tersebut, telah mengindikasikan bahwa dia ingin menutup kasus yang ada dengan cepat dan mengharapkan sebagian besar tersangka segera memutuskan kesepakatan dengan pemerintah.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Reuters, tuduhan terhadap Pangeran Alwaleed berupa pencucian uang, penyuapan dan pemerasan pejabat. Baik dia maupun perusahaannya tidak berkomentar secara terbuka atas tuduhan tersebut.

Kingdom Holding sebelumnya mengatakan bahwa perusahaan akan terus beroperasi secara normal. Namun mereka tidak menanggapi permintaan komentar saat ditanya mengenai perundingan penyelesaian apapun.

Raksasa konstruksi Saudi Binladin Group mengatakan pada hari Sabtu bahwa beberapa pemegang sahamnya mungkin mengalihkan sebagian kepemilikan mereka ke negara dalam penyelesaian dengan pihak berwenang. Ketua Bakr Bin Laden dan beberapa anggota keluarga ditahan dalam tindakan keras tersebut.

Menurut seorang pejabat Saudi, pada akhir November, Pangeran Arab Saudi Miteb bin Abdullah, yang pernah dipandang sebagai pesaing utama takhta, dibebaskan setelah mencapai penyelesaian dengan pihak berwenang yang melibatkan pembayaran lebih dari US$ 1 miliar.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie