KONTAN.CO.ID - LONDON. Miliarder Rusia Mikhail Fridman mengajukan permintaan agar asetnya yang dibekukan bisa diselesaikan di Pusat Arbitrase Internasional Hong Kong (HKIAC). Aset senilai lebih dari US$ 16 miliar tengah bersengketa dengan Luksemburg. Fridman menuntut ganti rugi dari Luksemburg atas aset yang dibekukan di negara karena sanksi Barat. Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, aset Fridman juga kena sanksi. Permintaan Fridman, yang diajukan pada 13 Agustus dikutip Reuters mengacu pada perjanjian tahun 1989 antara Belgia, Luksemburg, dan Uni Soviet. Perjanjian tersebut melindungi aset investor agar tidak diambil alih atau dinasionalisasi.
Baca Juga: Kembali dari Liburan Musim Panas, Paus Fransiskus Ingin Perkuat Legasinya Kementerian Negara Luksemburg mengonfirmasi bahwa Fridman telah memulai proses arbitrase terhadap State of the Grand-Duchy of Luxembourg. "Pemerintah saat ini sedang dalam proses menganalisis klaim dan langkah selanjutnya dengan penasihat hukumnya," kata kementerian tersebut. HKIAC tidak segera menanggapi email, yang dikirim di luar jam kantor regulernya, untuk meminta komentar. Dalam tulisannya di majalah The Spectator pada bulan April, Fridman mengatakan bahwa aset dan bisnisnya di Inggris dan Uni Eropa (telah) dinasionalisasikan, tanpa kompensasi, dan tanpa bukti kesalahan apa pun selain pandangan subjektif dari pegawai negeri sipil anonim.