Militer AS bertekad untuk tetap hadir di Suriah demi memerangi ISIS



KONTAN.CO.ID - DAMASKUS. Amerika Serikat kembali menegaskan komitmennya untuk terus memerangi ISIS di Suriah. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Kedutaan Besar AS untuk Suriah pada Minggu (14/11).

Melalui akun Twitter resminya,  Kedutaan Besar AS menuliskan, Daesh atau ISIS telah menimbulkan ancaman langsung bagi rakyat Suriah dan kepentingan keamanan nasional AS. 

"Kehadiran militer kami akan terus dilakukan untuk memastikan bahwa ancaman kelompok teroris dihilangkan. Rakyat Suriah dan Amerika tidak pantas mendapatkan yang kurang dari ini," tulis Kedutaan Besar AS.

Pernyataan tersebut disampaikan setelah dua serangan udara berturut-turut terjadi di dekat Kota Baghuz yang dilakukan unit operasi khusus AS dan Suriah pada Sabtu (13/11). 

Komando Pusat AS (CENTCOM) melaporkan, serangan otu menewaskan 80 orang, termasuk 16 pejuang ISIS dan 4 warga sipil. Militer tidak mengatakan dengan jelas apakah 60 korban lainnya adalah warga sipil karena wanita dan anak-anak bisa saja merupakan kombatan ISIS.

Baca Juga: AS mengakui ada kesalahan dalam serangan drone yang tewaskan 10 warga sipil di Kabul

Militer AS menyatakan, serangan tersebut adalah upaya pertahanan diri yang sah, proporsional, dan semua langkah diambil dengan tepat untuk menghindari warga sipil.

"Dalam kasus ini, kami melaporkan sendiri dan menyelidiki serangan tersebut sesuai dengan bukti kami sendiri dan bertanggungjawab penuh atas hilangnya nyawa yang tidak diinginkan," ungkap CENTCOM, seperti dikutip Daily Sabah.

Dengan tujuan memerangi ISIS, AS telah memberikan pelatihan militer dan banyak truk dukungan militer kepada milisi Kurdi di Suriah (YPG). AS bermitra dengan YPG di timur laut Suriah dalam perjuangannya melawan kelompok teroris ISIS.

Dukungan AS kepada YPG ini ditentang oleh Turki, rekannya di NATO, karena YPG dilihat sebagai kelompok yang menjadi ancaman bagi Turki dan meneror penduduk setempat dengan menghancurkan rumah mereka dan memaksa mereka untuk melarikan diri.

Turki sendiri telah melakukan operasi kontra-terorismenya sendiri dan berhasil mengusir sejumlah besar teroris dari wilayah tersebut.

Selanjutnya: ISIS klaim bertanggung jawab atas serangan bom di ibu kota Uganda