KONTAN.CO.ID -  WASHINGTON/OTTAWA. Sebuah jet tempur F-22 Amerika Serikat (AS) menembak jatuh obyek silinder tak dikenal di atas Kanada pada hari Sabtu (11/2). Penembakan tersebut merupakan kejadian kedua dalam beberapa hari, ketika Amerika Utara tampak gelisah setelah balon mata-mata China selama seminggu menarik sorotan global.

Secara terpisah, militer AS juga mengerahkan jet tempur di Montana untuk menyelidiki anomali radar yang memicu penutupan singkat wilayah udara federal.

"Pesawat itu tidak mengidentifikasi objek apa pun untuk mengkorelasikan serangan radar," kata Komando Pertahanan Ruang Angkasa Amerika Utara (NORAD) dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Balon China Terlihat Terbang di Banyak Negara, Mulai Asia hingga Amerika Latin

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pertama kali mengumumkan penembakan hari Sabtu di wilayah Yukon utara, mengatakan pasukan Kanada akan memulihkan dan menganalisis reruntuhan.

Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand menolak untuk berspekulasi tentang asal benda tersebut, yang katanya berbentuk silinder.

Dia berhenti menyebutnya balon tetapi mengatakan itu lebih kecil dari balon China yang ditembak jatuh di lepas pantai Carolina Selatan seminggu yang lalu, meskipun penampilannya serupa.

Di ketinggian 40.000 kaki, itu menimbulkan risiko bagi lalu lintas udara sipil dan ditembak jatuh pada 3:41 waktu setempat. "Tidak ada alasan untuk percaya bahwa dampak objek di wilayah Kanada menjadi perhatian publik," kata Anand dalam konferensi pers.

Pentagon mengatakan NORAD mendeteksi objek itu di atas Alaska pada Jumat malam.

Baca Juga: Bantuan Tim Penyelamat Luar Negeri Mulai Mengalir ke Korban Gempa Turki-Suriah

Jet tempur AS dari Joint Base Elmendorf-Richardson, Alaska, memantau objek tersebut saat melintasi wilayah udara Kanada, tempat pesawat CF-18 dan CP-140 Kanada bergabung dalam formasi tersebut.

"F-22 AS menembak jatuh objek di wilayah Kanada, menggunakan rudal AIM 9X setelah koordinasi erat antara otoritas AS dan Kanada," kata juru bicara Pentagon Brig. Jenderal Patrick Ryder mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Presiden AS Joe Biden memberi wewenang kepada militer AS untuk bekerja sama dengan Kanada untuk menjatuhkan pesawat di ketinggian setelah telepon antara Biden dan Trudeau, kata Pentagon.

Gedung Putih mengatakan Biden dan Trudeau setuju untuk melanjutkan koordinasi yang erat untuk mempertahankan wilayah udara mereka.

"Para pemimpin membahas pentingnya memulihkan objek untuk menentukan lebih detail tentang tujuan atau asalnya," katanya dalam sebuah pernyataan.

Editor: Noverius Laoli