KONTAN.CO.ID - JERUSALEM/BEIRUT. Situasi di Timur Tengah semakin memanas dengan laporan terbaru dari militer Israel yang mengklaim telah membunuh pemimpin Hezbollah, Sayyed Hassan Nasrallah, dalam sebuah serangan udara di markas pusat kelompok tersebut di pinggiran selatan Beirut pada Jumat. Nasrallah, yang telah memimpin Hezbollah selama 32 tahun, merupakan tokoh kunci yang memperkuat pengaruh Iran di seluruh Timur Tengah melalui kelompok bersenjata yang didirikan oleh Pengawal Revolusi Iran pada tahun 1982.
Dampak Besar Kematian Hassan Nasrallah Bagi Hezbollah dan Iran
Kematian Nasrallah, jika dikonfirmasi, akan menjadi pukulan telak tidak hanya bagi Hezbollah, tetapi juga bagi Iran yang selama ini memanfaatkan Hezbollah untuk memperluas pengaruh regionalnya.
Selama kepemimpinannya, Nasrallah telah memimpin transformasi Hezbollah dari sekadar kelompok militan lokal menjadi kekuatan regional yang signifikan. Kelompok ini telah terlibat dalam berbagai konflik di Suriah, Irak, dan Yaman, berkoordinasi dengan kepentingan Iran di kawasan.
Baca Juga: Pemerintah Australia Perintahkan Ribuan Warganya Meninggalkan Lebanon Israel, melalui juru bicara militernya, Avichay Adraee, menyatakan bahwa serangan udara pada Jumat tersebut berhasil "mengeliminasi" Nasrallah serta seorang pemimpin tinggi Hezbollah lainnya, Ali Karaki. Pernyataan ini disampaikan melalui media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Adraee menegaskan bahwa Nasrallah tewas dalam serangan di markas bawah tanah Hezbollah saat kelompok tersebut sedang "mengkoordinasikan aktivitas teroris melawan warga Israel."
Belum Ada Konfirmasi dari Pihak Hezbollah
Hingga kini, pihak Hezbollah belum memberikan pernyataan resmi terkait status Nasrallah. Beberapa sumber yang dekat dengan Hezbollah sempat menyatakan bahwa Nasrallah selamat dari serangan tersebut. Reuters juga melaporkan bahwa upaya untuk menghubungi pejabat Hezbollah masih belum berhasil, dan Iran melalui kantor berita Tasnim melaporkan bahwa Nasrallah aman, meskipun masih ada pengecekan lebih lanjut dari pejabat keamanan senior Iran. Ketidakpastian ini memicu spekulasi lebih lanjut mengenai nasib Nasrallah. Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Hezbollah pernah menggunakan taktik menunda pengumuman resmi terkait kematian para pemimpin mereka untuk mempertahankan stabilitas internal dan menghindari dampak psikologis langsung terhadap para pendukungnya.
Baca Juga: Terowongan-Terowongan Hizbullah Mampu Bertahan dari Serangan Mematikan Israel Eskalasi Konflik dan Ancaman Perang Lebih Luas
Serangan terhadap markas Hezbollah ini merupakan bagian dari eskalasi lebih lanjut dalam konflik antara Israel dan Hezbollah yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Setelah serangan pada Jumat, Israel melanjutkan gelombang serangan udara lainnya di pinggiran selatan Beirut serta beberapa daerah lain di Lebanon pada Sabtu. Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa konflik ini dapat meluas menjadi perang yang lebih besar di kawasan, terutama dengan keterlibatan Iran yang merupakan pendukung utama Hezbollah. Situasi di kawasan tersebut semakin tidak stabil sejak terjadinya serangan Hamas terhadap Israel yang menyebabkan serangan balasan dari Israel ke wilayah Gaza. Kekhawatiran internasional kini meningkat bahwa eskalasi di Lebanon dapat menyedot lebih banyak aktor regional, termasuk Iran dan Suriah, serta memperluas konflik menjadi perang regional yang lebih besar.
Pengaruh Nasrallah di Hezbollah dan Timur Tengah
Selama memimpin Hezbollah, Nasrallah menjadi simbol perlawanan bagi banyak kalangan di dunia Arab, terutama di Lebanon dan Palestina. Retorikanya yang anti-Israel dan dukungannya terhadap perjuangan Palestina menjadikannya tokoh yang populer di kalangan kelompok militan di Timur Tengah.
Baca Juga: Israel Bunuh Komandan Hezbollah Ibrahim Qubaisi dalam Serangan Udara di Beirut Namun, bagi Israel dan sekutu Baratnya, Nasrallah dipandang sebagai ancaman besar karena keterlibatannya dalam berbagai serangan terhadap Israel dan peran Hezbollah sebagai proxy Iran di Lebanon. Jika benar Nasrallah telah tewas, hal ini akan meninggalkan kekosongan kepemimpinan yang signifikan di tubuh Hezbollah. Namun, mengingat struktur organisasi Hezbollah yang kuat, diperkirakan kelompok ini akan segera menemukan pemimpin baru, meskipun sulit untuk menemukan sosok dengan karisma dan pengaruh sebesar Nasrallah.
Editor: Handoyo .