KONTAN.CO.ID - Militer Israel melancarkan serangan udara di wilayah sekitar rumah sakit di utara Jalur Gaza pada hari Minggu (5/11) malam. Serangan ini dilakukan di tengah terputusnya layanan listrik dan komunikasi. Salama Maarouf, kepala media Hamas, mengatakan bahwa serangan udara tersebut dilakukan militer Israel selama lebih dari satu jam dengan intensitas yang tinggi. "Selama lebih dari satu jam, pemboman hebat terjadi di sekitar rumah sakit. Daerah sekitar rumah sakit terbesar di wilayah Palestina, Al Shifa, mengalami serangan yang sangat hebat," kata Maarouf, dikutip
Al Jazeera.
Sebelumnya di hari yang sama, Israel menyerang wilayah dekat Rumah Sakit Al Quds di Kota Gaza, melukai sedikitnya 14 orang dan merusak bangunan.
Baca Juga: Sedikitnya 9.700 Penduduk Gaza Tewas dalam Sebulan Terakhir Serangan udara Israel diduga bertujuan untuk membantu pasukan mereka yang mengelilingi Kota Gaza mendekat ke Rumah Sakit Al Shifa, di mana ada ribuan orang yang berlindung di dalamnya. "Hal itu menunjukkan bahwa tentara Israel sedang merencanakan sesuatu yang besar, mungkin dalam beberapa jam atau beberapa hari mendatang mengenai Rumah Sakit Al Shifa itu sendiri," kata Safwat Kahlout dari Al Jazeera yang bertugas di Gaza tengah. Serangkaian pemboman terhadap rumah sakit akhir pekan lalu terjadi setelah militer Israel sekali lagi menuduh Hamas menggunakan rumah sakit dalam operasi militer mereka melawan Israel.
Baca Juga: PBB: Perang Israel-Hamas Telah Meluas ke Suriah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan keprihatinannya terhadap keselamatan pasien, petugas kesehatan dan ribuan orang yang berlindung di Rumah Sakit Al Quds. Menurut WHO, 39 fasilitas kesehatan telah rusak sejak perang dimulai. Rumah sakit juga terpaksa menutup atau menghentikan layanan setelah pasokan listrik dan bahan bakar terputus. Serangan terbaru pada akhir pekan lalu juga menyebabkan putusnya jaringan listrik dan internet. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan mereka kehilangan komunikasi dengan sebagian besar anggota timnya.
Baca Juga: UNICEF: Sekitar 420 Anak-Anak Terbunuh dan Terluka di Gaza Setiap Harinya Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan bahwa Hamas menempatkan pasukan dan senjata di sekitar sekolah, masjid, rumah, dan fasilitas PBB. "Hamas menempatkan pasukan dan senjata di dalam, di bawah, dan di sekitar sekolah, masjid, rumah, dan fasilitas PBB. Salah satu kejahatan perang Hamas yang paling buruk adalah penggunaan rumah sakit untuk menyembunyikan infrastruktur teror mereka," kata Hagari. Selain serangan udara, militer Israel pada hari Minggu juga mengklaim serangan daratnya telah berhasil membagi wilayah Palestina menjadi dua. Hagari menjelaskan bahwa tentara Israel telah mengepung Kota Gaza dan membagi dua wilayah itu menjadi Gaza selatan dan Gaza utara.