Militer Rusia Kehilangan Hingga 3.000 Unit Tank Selama Berperang di Ukraina



KONTAN.CO.ID - Militer Rusia dilaporkan telah kehilangan hingga 3.000 tank selama mereka berperang di Ukraina. Jumlah itu setara dengan seluruh inventaris aktif yang mereka punya sebelum perang.

Pada tahun 2023 saja, Rusia kehilangan sekitar 1.120 tank. Meskipun demikian, data Neraca Militer tahunan Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) menunjukkan bahwa Rusia masih memiliki dua kali lebih banyak tank dibandingkan Ukraina.

Henry Boyd, peneliti senior di institut tersebut, mengatakan bahwa Rusia secara kasar telah mencapai titik untuk melakukan peremajaan atau bahkan penggantian.


Boyd menyebut Rusia telah mengerahkan sekitar 1.000 hingga 1.500 tank tambahan dalam satu tahun terakhir.

Baca Juga: Militer Rusia Diduga Gunakan Rudal Hipersonik Zircon untuk Menyerang Ukraina

"Moskow mampu menukar kualitas dengan kuantitas dengan mengeluarkan ribuan tank tua dari gudang mencapai 90 tank per bulan. Paling banyak 200 unit baru dibuat, dan sebagian besar merupakan model lama yang telah diperbaharui," kata laporan tersebut, dikutip Reuters.

Kuantitas penggunaan unit cadangan di masa perang ini membuat Rusia berpotensi mengalami kerugian di masa depan.

IISS menyebut militer Rusia akan mengalami masa sulit selama tiga tahun lagi. Militer Rusia pada akhirnya akan menerjunkan armada tank ke lapangan meski standar teknisnya lebih rendah.

Baca Juga: Rusia ke Negara Barat: Kami Akan Bersikap Keras Jika Anda Mencuri Aset Kami

Senada dengan itu, lembaga think tank Hawaii's Pacific Forum juga meragukan kemampuan armada tank Rusia yang tersisa.

"Beberapa di antaranya mungkin merupakan tank-tank yang lebih tua, jadi salah satu pertanyaan besarnya adalah berapa banyak tank tercanggih yang tersisa untuk serangan besar di masa depan," kata analis think tank tersebut, Alexander Neill, merujuk pada laporan mengenai kehilangan 3.000 tank yang dialami Rusia.

Di kubu lawan, Ukraina juga menderita kerugian besar sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022. Beruntungnya, dukungan militer Barat yang luar biasa telah memungkinkan Ukraina untuk mempertahankan persediaan sambil meningkatkan kualitas.