Militer Rusia Klaim Telah Hancurkan Lebih dari 10.000 Drone dan 500 Pesawat Ukraina



KONTAN.CO.ID - Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Minggu (24/12) merilis laporan pencapaian mereka selama melancarkan operasi militer khusus di Ukraina. Militer Rusia mengklaim telah menghancurkan ribuan drone, tank, kendaraan lapis baja, serta peluncur roket Ukraina.

Mengutip TASS, militer kementerian merinci bahwa militer Rusia telah berhasil menghancurkan 558 pesawat, 261 helikopter, 10.040 drone, dan 442 sistem rudal anti-pesawat.

Di darat, ada 14.299 tank dan kendaraan tempur lapis baja, 1.189 peluncur roket ganda, serta 7.479 senjata artileri dan mortir cabang lapangan yang telah berhasil mereka hancurkan.


Bersamaan dengan itu, militer Rusia juga melaporkan telah menghancurkan 16.660 unit kendaraan taktis khusus sejak awal operasi militer pada Februari 2022.

Baca Juga: Resolusi PBB Tentang Gaza Dikritik, Dianggap Tidak Berarti dan Tidak Efektif

Dalam 24 jam terakhir hingga hari Minggu, tentara berhasil mencegat tiga rudal HARM, tiga roket HIMARS, sebuah rudal anti-kapal Neptun, serta menembak jatuh empat pesawat dan 49 kendaraan udara tak berawak milik Ukraina.

Kementerian menjelaskan, keempat pesawat yang ditembak jatuh adalah tiga pesawat Su-27 dan satu Su-24 angkatan udara Ukraina di dekat permukiman Shirokoye, Odarovka di Wilayah Zaporozhye dan Grigorovka di Wilayah Dnepropetrovsk.

Berdasarkan laporan itu, 49 kendaraan udara tak berawak Ukraina dihancurkan di sejumlah daerah seperti Donetsk, Lugansk, Vasilyevka, Kherson, serta Zaporozhye.

Baca Juga: Zelenskiy: Kami Yakin Amerika Serikat Tak Akan Mengkhianati Ukraina

Ukraina Melemah

Tingginya angka kehancuran itu jelas akan membuat Ukraina semakin lemah. Terlebih lagi, saat ini Ukraina semakin sulit mendapatkan bantuan dari sekutu utamanya, Amerika Serikat.

Ukraina terancam kehilangan dukungan dari AS karena kelompok konservatif negara itu menyatakan keraguan mengenai kelanjutan bantuan dan menunda pengesahan paket bantuan yang besar.

Para pemimpin di Senat AS mengatakan bahwa paket tersebut kemungkinan tidak akan dilaksanakan sebelum akhir tahun.

Pada kenyataannya, dukungan terhadap Ukraina telah menjadi isu yang memecah belah negara-negara Barat menyusul kegagalan serangan balasan Ukraina selama musim panas lalu.

Baca Juga: Ukraina Berencana Kirim 500.000 Tentara Tambahan untuk Hadapi Rusia

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, pekan lalu melaporkan bahwa militernya meminta izin untuk mengerahkan hingga 500.000 tentara tambahan ke medan perang dengan Rusia.

"Saya ingin mendengar lebih banyak argumen terkait rencana mobilisasi tambahan sebelum memberikan dukungan. Ini adalah angka yang sangat serius," kata Zelenskiy dalam konferensi pers hari Selasa, dikutip Reuters.

Dirinya mengatakan bahwa militer Ukraina mengusulkan untuk memobilisasi 450.000-500.000 tentara tambahan yang berasal dari komponen cadangan ke dalam angkatan bersenjata.