Militer Thailand membantah ingin melakukan kudeta



BANGKOK. Panglima militer Thailand meminta warga Thailand untuk tidak percaya tentang rumor kemungkinan adanya kudeta oleh militer. Ia bilang, adanya pergerakan militer ke dalam kota Bangkok bukan untuk kudeta terhadap Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, melainkan hanya untuk parade tahunan.

"Orang-orang takut pada sesuatu yang belum terjadi lagi," kata Prayuth Chan – Ocha,  Panglima Angkatan Darat Thailand kepada wartawan di Bangkok kemarin (7/1). "Jangan takut jika Anda tidak melihatnya. Semuanya (kudeta) terjadi hanya karena ada alasan. Jika ada lasan baru itu terjadi," katanya.

Ketegangan politik terus terjadi di Bangkok karena aksi pengunjuk rasa anti pemerintah menuntut Yingluck turun dai jabatannya dan diganti dengan dewan. Pengunjuk rasa akan mengubah aksi dengan berpindah ke persimpangan lalu lintas di kawasan bersejarah Bangkok, dan berencana memblokir tujuh persimpangan pusat kota mulai 13 Januari nanti.


Para demonstran tersebut tidak puas dengan rencana pemilihan umum yang diwacanakan oleh pemerintah pada 2 Februari nanti. Mereka berniat untuk membuat macet lalu lintas di lokasi utama kota Bangkok.

Hal itu dilakukan untuk mendesak Yingluck segera mengundurkan diri dan meminta pegawai negeri dan militer bergabung bersama mereka. Tingginya konflik politik di Thailand telah berdampak pada kinerja pasar Thailand. Indeks SET turun 2,8% sejak awal tahun dan mata uang baht juga turun 1% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, Yingluck berusaha menenangkan semua pihak. "Saya ingin meminta kerjasama dari semua pihak mengurus bangsa, terutama pada 13 Januari nanti, " kata Yingluck kepada wartawan kemarin di Bangkok. "Kami ingin damai. Kami tidak ingin menimbulkan bentrokan," harapnya menghadapi aksi unjuk rasa lanjutan.

Editor: Asnil Amri