JAKARTA. Perusahaan distributor obat tengah mencari celah untuk tetap bisa mencetak untung gede di tengah dampak negatif kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) awal November 2014 lalu. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mencari kontrak eksklusif dengan prinsipal. Direktur Utama PT Millennium Pharmacon International Tbk Mohamad Muhazni bin Mukhtar bilang, dampak kenaikan harga BBM, kini beban operasional perusahaan yang sahamnya tercatat bursa Efek Indonesia dengan kode SDPC ini mengalami kenaikan sebesar 23%. Selain itu ada beban tambahan kenaikan upah tenaga kerja. Namun, di sisi lain, SDPC tidak bisa langsung membebankan kenaikan biaya operasional ini dengan menaikan komisi jasa distribusi kepada para prinsipal.
Millennium Pharmacon kejar kontrak eksklusif
JAKARTA. Perusahaan distributor obat tengah mencari celah untuk tetap bisa mencetak untung gede di tengah dampak negatif kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) awal November 2014 lalu. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mencari kontrak eksklusif dengan prinsipal. Direktur Utama PT Millennium Pharmacon International Tbk Mohamad Muhazni bin Mukhtar bilang, dampak kenaikan harga BBM, kini beban operasional perusahaan yang sahamnya tercatat bursa Efek Indonesia dengan kode SDPC ini mengalami kenaikan sebesar 23%. Selain itu ada beban tambahan kenaikan upah tenaga kerja. Namun, di sisi lain, SDPC tidak bisa langsung membebankan kenaikan biaya operasional ini dengan menaikan komisi jasa distribusi kepada para prinsipal.