KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) menargetkan pendapatan pra penjualan alias marketing sales di tahun 2023 naik 20% hingga 30% dari raihan tahun lalu. Direktur Keuangan HBAT Andrie Rianto mengatakan, hingga akhir tahun 2023, HBAT menargetkan marketing sales hingga Rp 40 miliar. “Angka itu berasal dari pembukaan klaster baru Rosewood tahap I dan tahap II, serta The Valley,” ujarnya saat ditemui Kontan, Senin (7/8).
Andrie menuturkan, sebagian besar pendapatan HBAT berasal dari penjualan segmen real estate berupa rumah tapak (landed house). Per Desember 2022, HBAT mencatatkan pendapatan Rp 33,86 miliar, naik 186% dari tahun sebelumnya Rp 11,85 miliar. Hingga Mei 2023, pendapatan HBAT naik 68% menjadi Rp 11,98 miliar dari periode Mei 2022 sebesar Rp 7,13 miliar. Kenaikan pendapatan itu mendorong laba bersih perusahaan meroket 494% menjadi Rp 13,91 miliar di 2022, dari Desember 2021 yang hanya Rp 2,34 miliar. “Hingga Mei 2023, laba bersih mencapai Rp 2,37 miliar, meningkat 13% dari Mei 2022 senilai Rp 2,10 miliar,” kata Andrie.
Baca Juga: Minahasa Membangun Hebat (HBAT) Resmi Melantai di BEI, Harga Saham Naik 6,48% Saat ini, aset HBAT mencapai Rp 41,27 miliar per Mei 2023, naik dari Desember 2022 Rp 39,57 miliar. Adapun total kewajiban Rp 2,67 miliar (Mei 2023) turun dari Rp 3,33 miliar di Desember 2022. Sementara itu, ekuitas mencapai Rp 38,61 miliar per Mei 2023 dari tahun lalu Rp 36,24 miliar. “Rasio utang kami masih di level yang sangat terkendali dengan rasio debt to equity ratio atau DER yang baru mencapai 0,07 kali sehingga ruang bagi kami untuk ekspansi sangat terbuka,” kata Andrie. Andrie menuturkan, jumlah dana belanja modal alias capital expenditure (capex) HBAT di tahun 2023 sebesar Rp 10,82 miliar. Sebanyak 45,49% capex berasal dari dana hasil IPO yang terkumpul Rp 26 miliar. "Penggunaan modal kerja ini akan digunakan untuk proyek Perumahan Sawangan Permai, di mana, saat ini sudah ada kontraktor proyek yaitu CV Bangun Cipta Minahasa,” tuturnya. Direktur Utama HBAT Go Ronny Nugroho mengatakan, ada beberapa faktor yang akan mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan ke depan. Pertama, dari sisi makro, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 meningkat 5,31% dari 2021 berdasarkan data Badan Pusat Statistik. Sementara, di skala regional, ekonomi Sulut di 2022 juga tumbuh 5,42%, lebih tinggi dari 2021 yang naik 4,16% sehingga memberikan optimisme pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19.
Di sisi lain, berdasarkan data Kementerian PUPR 2022, saat ini penyediaan perumahan masih dihadapkan tantangan besar untuk menyelesaikan 12,71 juta backlog rumah tangga, dan terus bertambah 600.000-800.000 rumah tangga baru setiap tahun. “Peningkatan angka backlog ini menjadi salah satu peluang bagi perusahaan properti agar dapat memenuhi permintaan masyarakat terhadap rumah tinggal, tujuan ini sejalan dengan target pemerintah demi menurunkan angka backlog,” kata Ronny.
Baca Juga: IPO Minahasa Membangun Hebat (HBAT) Oversubscribed 31,16 Kali Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat